"Berdasarkan pengobatan yang telah dilakukan sendiri oleh Bu Haslindawati, akhirnya ia dirujuk ke Jakarta. Transportasi serta pendampingan medis selama di Jakarta diberikan oleh tim MSR-ACT," kata implementator program ACT Kepri Intan Komalasari di Batam, Sabtu.
Ia menjelaskan bantuan diberikan kepada Haslindawati mengingat ibu rumah tangga itu mengalami keterbatasan ekonomi sehingga pengobatan selama ini tidak bisa maksimal.
Intan bercerita, Hanafian, suami Haslindawati, hanya berpenghasilan Rp100 ribu per hari, dan itu tidak cukup untuk membiayai pengobatan.
"Bahkan, di Batam mereka hanya tinggal di kamar sewa, sedangkan ketiga anaknya dipulangkan ke Aceh untuk diasuh oleh nenek mereka," kata dia.
Tim MSR-ACT terus melakukan pendampingan medis untuk Haslindawati dengan membuka dompet donasi secara daring melalui kitabisa.com.
Lebih lanjut Intan bercerita, Muhammad Hanafian dan istrinya, merantau ke Batam sejak 2013.
Di Batam, Hanafian bekerja menjadi petugas keamanan di salah satu perusahaan. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Dan setahun setelah kedatangan mereka di Batam, Haslindawati mengeluhkan sering pusing di kepalanya. Ibu tiga anak itu mulai mengalami gangguan pada telinga. Ia juga sering mengalami demam.
Hanafian menuturkan, istrinya sudah menjalani pengobatan hingga ke RSUD Embung Fatimah Batam.
"Hasil cek medis, istri saya dinyatakan mengalami tumor otak. Kemudian pada November 2014 dan Januari 2015 dilakukan operasi," kata dia.
Selepas operasi di awal 2015 itu, rasa sakit yang dirasa Haslindawati tak terlalu berpengaruh pada kesehariannya. Namun, pada Februari 2019, nyeri di kepala kembali terasa dan hingga kini dirawat di RS Cipto Mangunkusomo Jakarta.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019