• Beranda
  • Berita
  • Putro Dino, tenun Tidore yang punah digagas UI untuk dihidupkan lagi

Putro Dino, tenun Tidore yang punah digagas UI untuk dihidupkan lagi

14 Juli 2019 10:13 WIB
Putro Dino, tenun Tidore yang punah digagas UI untuk dihidupkan lagi
Pemuda Tidore belajar menenun di Jepara, Jawa Tengah.(FOTO ANTARA/HO- Humas UI)

Sebagai upaya menghidupkan kembali kebudayaan menenun di masyarakat Desa Soasio, dilakukan pengumpulan dan menganalisis motif tenun khas Tidore serta mengelaborasi makna historis dan filosofis motif-motif tenun

Sejumlah dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menggagas kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan pendampingan kepada komunitas Ngofa Tidore untuk menghidupkan kembali tenun khas Tidore, Puta Dino, yang telah punah.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakar FIB UI, Dr Ade Solihat, di kampus UI, Depok, Jawa Barat, Minggu mengatakan sebagai upaya menghidupkan kembali kebudayaan menenun di masyarakat Desa Soasio, Tidore, Maluku Utara itu, pihaknya melakukan pengumpulan dan menganalisis motif tenun khas Tidore serta mengelaborasi makna historis dan filosofis motif-motif tenun.

Pendampingan tahap awal dilakukan pada bulan Februari 2019, setelah pada bulan April 2018 lalu, tim melakukan kunjungan ke Desa Soasia, Tidore.

Ke depannya, kata dia, kolaborasi ini akan ditindaklanjuti melalui kerja sama yang lebih kuat antara FIB UI dengan Kesultanan Tidore, Maluku Utara, dan juga Bank Indonesia Cabang Malut.

"Bank Indonesia Maluku Utara telah lebih dahulu menjadi pembina dan pendukung dana bagi program revitaliassi tenun khas Tidore ini. Namun, perkembangan dan kelanjutan revitalisasi Puta Dino memerlukan landasan ilmiah dari elemen perguruan tinggi," katanya.

Tim pengabdian masyarakat FIB UI terdiri atas Dr  Ade Solihat, Dr Ari Anggari Harapan, M.Hum., dan Dwi Woro Retno Mastuti.

Tenun Puta Dino merupakan tenun khas Kesultanan Tidore yang sudah punah.

Kain, alat tenun, maupun pengrajin tidak lagi dapat dijumpai berada di antara masyarakat Tidore, Maluku Utara, padahal Kesultanan dan masyarakat Tidore masih mempertahankan banyak tradisi dan ritual yang mengharuskan berpakaian adat, yang salah satunya adalah pemakaian kain tenun.

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI menyambut ajakan Anitawati (46), seorang perempuan kelahiran Soasio, Tidore -- yang juga masih bagian dari keluarga Kesultanan Tidore -- dalam upaya menggerakkan para pemuda Tidore (Ngofa Tidore) untuk kembali membangkitkan budaya menenun.

Diharapkan upaya pendampingan para dosen FIB ini mampu membawa budaya dan kain tenun Puta Dino kepada lapisan masyarakat di tingkat nasional hingga internasional.

Merevitalisasi tenun khas Tidore itu tidak saja bernilai ekonomi bagi masyarakat Tidore, namun juga bernilai penting dalam menjaga warisan budaya yang tinggi, demikian Ade Solihat.

Baca juga: BI Maluku-Jepang berdayakan penenun Kepulauan Tanimbar-Maluku

Baca juga: Cerita tenun terakhir Gorontalo

Baca juga: Kain lurik terancam punah

Baca juga: Antropolog: tradisi tenun ulos batak hampir punah

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019