Presiden Jokowi butuh menteri yang berani

14 Juli 2019 23:41 WIB
Presiden Jokowi butuh menteri yang berani
Presiden Terpilih Joko Widodo saat memaparkan program-programnya di periode 2019-2024 pada acara "Visi Indonesia" di Sentul International Convention Center (SICC) Babakan Madang, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). (M Fikri Setiawan)
Presiden terpilih Joko Widodo pada periode kepemimpinannya yang kedua membutuhkan menteri-menteri yang berani untuk mereformasi birokrasi seluruh lini pemerintahan.

Presiden di SICC Sentul Bogor, Minggu, mengatakan birokrasi di setiap tingkatan nantinya harus berupa lembaga yang semakin sederhana, sehat, simpel, lincah, tidak berbelit-belit, dan yang tidak membuat hambatan.

"Begitu saya lihat tidak efektif, saya pastikan pangkas dan copot pejabatnya. Oleh sebab itu butuh menteri yang berani," kata Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Jokowi akan "hajar" birokrasi yang menghambat

Birokrasi yang sehat, sederhana dan lincah sangat dibutuhkan untuk merealisasikan Visi Indonesia yang telah disampaikan oleh Presiden di depan ribuan masyarakat yang hadir.

Lima visi itu menyangkut tentang pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia, birokrasi dan juga perekonomian lima tahun ke depan.

Dari visi tersebut khususnya persoalan birokrasi tantangannya adalah cara pandang atau "mindset" pejabat dan pegawai soal birokrasinya.

Baca juga: Jokowi: Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran perbedaan

Tidak hanya soal birokrasi saja, presiden juga dengan tegas akan merampingkan lembaga-lembaga yang tidak memiliki kontribusi efektif.

"Lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat, dan bermasalah saya pastikan bubarkan," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019