"Mereka merupakan warga dari 24 desa di 10 kecamatan yang terdampak kekeringan. Jumlah bantuan air bersih yang telah kami salurkan mencapai 79 tangki," katanya di Cilacap, Senin.
Menurut dia, bantuan air bersih yang dikirimkan tersebut tidak hanya bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap, juga berasal dari program pertanggungjawaban sosial (CSR) perusahaan maupun organisasi dan instansi lainnya.
Terkait dengan wilayah yang telah terdampak kekeringan, dia mengatakan berdasarkan data sebanyak satu desa di Kecamatan Kampung Laut, dua desa di Bantarsari, tujuh desa di Patimuan, lima desa di Kawunganten, tiga desa di Gandrungmangu, satu desa di Jeruklegi, dua desa di Karangpucung, satu desa di Cimanggu, satu desa di Kesugihan, dan satu desa di Cipari.
Dia mengakui alokasi bantuan air bersih dari APBD Kabupaten Cilacap sangat terbatas karena hanya sebanyak 110 tangki, sehingga pihaknya terus berupaya menggandeng dunia usaha maupun organisasi dan instansi lainnya untuk ikut memberikan bantuan tersebut bagi warga yang membutuhkan.
"Sudah ada beberapa pihak yang siap membantu kami untuk memberikan bantuan air bersih. Bantuan air bersih akan disalurkan jika ada surat permohonan dari pemerintah desa yang diketahui camat setempat," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di Kabupaten Cilacap akan berlangsung pada bulan Agustus.
Sementara berdasarkan hasil pemetaan, kata dia, di Kabupaten Cilacap terdapat 65 desa di 15 kecamatan yang rawan kekeringan.
"Semoga wilayah terdampak kekeringan tidak terus bertambah," katanya.
Baca juga: Wilayah terdampak kekeringan di Cilacap disebut BPBD bertambah
Baca juga: BMKG Cilacap: wilayah berpotensi kekeringan diprediksi bertambah
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019