• Beranda
  • Berita
  • GAPKI: penyerapan biodiesel domestik capai 2,8 juta ton

GAPKI: penyerapan biodiesel domestik capai 2,8 juta ton

15 Juli 2019 15:25 WIB
GAPKI: penyerapan biodiesel domestik capai 2,8 juta ton
Direktur Eksekutif Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sardjono memberikan keterangan usai mengikuti acara Pengukuhan DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) periode 2019-2024 di Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan, Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2019). ANTARA/Katriana/am.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat penyerapan biodiesel dalam negeri hingga Mei 2019 telah mencapai 2,8 juta ton seiring dengan perluasan mandatori biodiesel 20 persen (B20).

Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono merinci sepanjang April 2019, serapan biodiesel di dalam negeri hanya mampu mencapai 516.000 ton atau terkikis 2 persen dibandingkan Maret lalu.

"Pada Mei ini serapan menunjukkan 'progress' yang positif yaitu mencapai 557.000 ton atau terkerek 8 persen dibandingkan April," kata Mukti melalui keterangan resmi GAPKI yang diterima di Jakarta, Senin.

Sepanjang 2019 ini, tercatat penyerapan biodiesel pada Januari mencapai 552.000 ton, Februari sebesar 648.000 ton dan Maret 527.000 ton.

Mukti menilai Pemerintah Indonesia diharapkan segera mengakselerasi implementasi B30 segera setelah uji coba kendaraan (road test) selesai dilakukan pada Oktober mendatang.

Hal itu melihat dinamika pasar global yang terus bergejolak, terutama sentimen regulasi dari negara tujuan ekspor, seperti India dan cukup tingginya stok minyak kelapa sawit (CPO) di Malaysia dan Indonesia.

Menurut dia, PLN juga semestinya dapat segera merealisasikan penggunaan minyak sawit untuk pembangkit listrik. Jika program penyerapan dalam negeri dapat berjalan maksimal, yakni mandatori B30 sekitar 9 juta ton dan PLN sekitar 3 juta ton, dapat meningkatkan serapan pasar domestik dan mengurangi dampak tingginya stok.

Pada saat yang sama, Indonesia dapat mengurangi impor minyak bumi dan tidak perlu bergantung sepenuhnya kepada pasar global, khususnya Eropa.

"Pada saat ini juga adalah waktu yang tepat untuk mempercepat program peremajaan kebun sawit atau replanting untuk menjaga keseimbangan stok," kata Mukti.

Replanting akan mengurangi produksi untuk beberapa tahun ke depan dan Indonesia dapat memperbaiki produktivitas dan efisiensi dalam jangka panjang.

Dari sisi harga, sepanjang Mei harga CPO CIF Rotterdam bergerak di kisaran 492,5 dolar AS sampai 535 dolar AS per metrik ton dengan harga rata-rata 511,9 dolar AS per metrik ton.

Produksi minyak sawit pada 2 bulan terakhir menunjukkan tren kenaikan, yakni mencapai 4,64 juta ton pada April, kemudian meningkat menjadi 4,73 juta ton pada Mei. Faktor cuaca yang masih baik mendorong kenaikan produksi.

Sementara itu, stok minyak sawit Indonesia mulai menumpuk. Sampai Mei, stok bertengger di 3,53 juta ton atau naik 11 persen dibandingkan dengan April sebesar 3,18 juta ton.

Baca juga: Kementerian ESDM : B20 tingkatkan performa kendaraan

Baca juga: Biodiesel B-100 hemat devisa Rp26 triliun

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019