• Beranda
  • Berita
  • Rupiah menguat di bawah Rp14.000, pasca-rekonsiliasi dan surplus

Rupiah menguat di bawah Rp14.000, pasca-rekonsiliasi dan surplus

15 Juli 2019 17:25 WIB
Rupiah menguat di bawah Rp14.000, pasca-rekonsiliasi dan surplus
Petugas kasir menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Rekonsiliasi hari Sabtu antara Jokowi dan Prabowo mampu memperbaiki stabilitas politik dalam negeri yang diharapkan juga mendorong stabilitas perekonomian

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin sore menguat pasca-rekonsiliasi Jokowi-Prabowo dan juga surplusnya neraca perdagangan Juni 2019.

Rupiah menguat 88 poin atau 0,63 persen menjadi Rp13.920 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.008 per dolar AS.

"Rekonsiliasi hari Sabtu antara Jokowi dan Prabowo mampu memperbaiki stabilitas politik dalam negeri yang diharapkan juga mendorong stabilitas perekonomian," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.

Di sisi lain, pidato Presiden Jokowi yang memaparkan Visi Indonesia yang berisi lima fokus pembangunan yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi, dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) membuat investor kini sudah mendapat gambaran seperti apa arah kebijakan pemerintahan Jokowi pada periode kedua.

"Tidak terlampau jauh dibandingkan yang pertama, hanya ada penguatan di sana-sini," ujar Ibrahim.

Sentimen positif dari domestik lainnya yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Juni 2019 mencapai 11,78 miliar dolar AS sedangkan nilai impor mencapai 11,58 miliar dolar AS sehingga neraca perdagangan tercatat surplus hampir 200 juta dolar AS, walaupun surplus tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi pasar yaitu 516 juta dolar AS.

Dari eksternal, arah kebijakan moneter global semakin jelas terkonfirmasi menuju pelonggaran. Paparan Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dan risalah rapat The Fed telah memberikan kode keras kepada pelaku pasar bahwa besar kemungkinan "Negeri Paman Sa"m juga akan mengikuti jejak Australia, India, Malaysia, dan Filipina yang telah duluan menurunkan suku bunga acuan mereka.

"Sinyal dari Powell diharapkan sudah cukup kuat untuk melunakkan hati Bank Indonesia untuk turut memangkas suku bunga acuan," kata Ibrahim.

Pada Kamis ini (18/7) Bank Indonesia akan kembali mengumumkan suku bunga acuannya. Sejauh ini, Bank Indonesia diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Jika penurunan ini terjadi, maka akan menjadi perubahan pertama sejak November tahun lalu.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.994 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.895 per dolar AS hingga Rp13.994 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.970 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.085 per dolar AS.

Baca juga: IHSG ditutup menguat, dipicu euforia pasca-rekonsiliasi Jokowi-Prabowo

Baca juga: Sri Mulyani minta ekspor terus digenjot, neraca perdagangan surplus


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019