"Siswa untuk SMK dan SMA di Garut belum memenuhi kuota, masih kosong," kata Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jabar Wilayah XI Asep Sudarsono usai pembukaan MPLS di SMKN Garut, Senin.
Ia menuturkan, sekolah yang masih kekurangan siswa itu memiliki kesempatan untuk membuka pendaftaran siswa sampai Agustus 2019.
Sekolah yang masih kosong siswa itu, kata dia, disebabkan berbagai faktor di antaranya karena zonasi dan juga pilihan kompetensi bidang yang ditawarkan sekolah.
"Kompetensi tertentu yang penuh, untuk data lengkapnya kami belum dapat informasi masih mengumpulkan datanya," katanya.
Ia menyebutkan, sekolah yang masih kekurangan siswa yakni SMK negeri 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, dan SMK 13 dari jumlah seluruhnya 15 SMK negeri.
Selanjutnya tingkat SMA negeri yang masih kekurangan siswa yakni SMA 7, 12, 23, 24, 27, 28, 30, 31, dan 32 dari jumlah sekolah di Garut sebanyak 32 SMA tersebar di beberapa kecamatan.
"Kekurangannya dihitung dari ideal jumlah siswa untuk satu kelas itu 36 orang, namun yang daftar kurang dari 36," katanya.
Menurut dia, sekolah yang masih kekurangan siswa itu kebanyakan di wilayah selatan Kabupaten Garut, sedangkan wilayah perkotaan cenderung sudah terpenuhi kuotanya.
Sekolah di wilayah pelosok Garut itu, kata dia, biasanya jumlah penduduknya sedikit sementara sekolahnya banyak di suatu daerah itu.
"Seperti di daerah selatan itu masih kurang, untuk itu kita akan selidiki jumlah pendirian SMA dengan jumlah SMP berapa banyak," katanya.
Kepala SMK Negeri 1 Kabupaten Garut Dadang Johar Arifin menambahkan, sekolahnya di semua jurusan telah memenuhi kuota pada tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah seluruhnya 864 siswa.
"SMK 1 dan SMK 2 di Garut sudah terpenuhi kuotanya, beberapa sekolah lain memang ada yang masih kurang, tapi masih buka pendaftaran," katanya.
Baca juga: Sekolah kekurangan murid di Gunung Kidul kembali terima siswa
Baca juga: Puluhan SD Negeri di Madiun kekurangan siswa
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019