• Beranda
  • Berita
  • Mengenal 40 motif batik betawi Terogong di Jakarta Selatan

Mengenal 40 motif batik betawi Terogong di Jakarta Selatan

15 Juli 2019 18:38 WIB
Mengenal 40 motif batik betawi Terogong di Jakarta Selatan
Seorang pengrajin sedang mencanting batik tulis motif kembang goyang di sentra Batik Betawi Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan (15/7/2019). ANTARA/Sugiharto Purnama/aa
Batik betawi Terogong di Cilandak, Jakarta Selatan memiliki 40 motif batik yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu flora, fauna dan ikon Jakarta.

"Motif-motif itu adalah kreasi yang sengaja dibuat untuk mempromosikan berbagai ciri khas yang ada di Jakarta melalui proses membatik," kata Hafizoh, salah seorang pengrajin batik betawi terogong di Jakarta, Senin.

Baca juga: Gaya busana batik pilihan Fery Farhati Baswedan

​Motif buah mengkudu dan cermai menjadi signature batik betawi terogong. Ini bukan motif murni, melainkan motif kreasi baru yang memiliki arti dan filosofi mendalam bagi pengrajin.

"Dulu sebelum dibangun gedung-gedung tinggi, kawasan ini banyak ditumbuhi pohon mengkudu dan cermai. Untuk mengenang kedua tanaman itu, maka kami kreasikan menjadi motif batik," ujar Hafizoh.

Baca juga: JPO batik tunjukkan citra Jakarta lebih ramah

Sementara itu untuk motif batik yang menggambarkan ikon-ikon khas Jakarta adalah ondel-ondel, monumen nasional, tugu pancoran, bajaj, bemo, penganten hingga penari betawi.

"Untuk motif batik berbentuk hewan ada burung hong; cuma satu itu," ucapnya.

Proses membuat batik betawi terogong dilakukan cara konvensional dari mulai melukis pola, mewarnai kain hingga mencanting kain menggunakan lilin.

Baca juga: Ragam batik Betawi di "Lenggang Batik Jakarta"

Harga batik cetak berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp300 ribu per helai ukuran 210 cm x 115 cm. Sedangkan untuk batik tulis berada pada rentang harga Rp500 ribu hingga Rp2 juta per helai.

Hafizoh menjelaskan bahwa motif ondel-ondel adalah yang paling diminati pembeli, karena motif ini menampilkan identitas khas Budaya Betawi dalam sehelai kain.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019