"Berdasarkan informasi yang kami terima, korban diketahui bernama Watino, warga Jalan Tupai RT 01 RW 14, Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara," katanya di Cilacap, Selasa.
Baca juga: SAR Gabungan belum temukan satu korban jatuh di perairan Batam
Baca juga: SAR Pontianak: Empat ABK tugboat mega 09 masih hilang
Ia mengatakan peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, saat korban bersama dua rekannya, Sanan dan Kus, sedang melaut menggunakan perahu dengan nama lambung "Senang Hati".
Akan tetapi saat mereka sedang mengejar ombak supaya perahunya bisa terbawa arus ke tengah laut, tiba-tiba datang gelombang tinggi yang langsung menghantam perahu hingga akhir terbalik.
Akibat kejadian tersebut, Watino hilang terseret arus sedangkan dua rekannya, Sanan dan Kus dapat diselamatkan.
"Sesaat setelah menerima informasi kejadian kecelakaan laut tersebut, kami segera menerjunkan personel Basarnas untuk melakukan pencarian bersama tim SAR gabungan," kata Mulwahyono.
Dalam operasi pencarian tersebut, kata dia, tim SAR gabungan terbagi atas dua regu, masing-masing melakukan penyisiran di darat dan penyisiran di laut dengan menggunakan "Rigit Infatable Boat (RIB)".
Menurut dia, radius pencarian ke arah timur hingga PLTU Karangkandri dan ke arah barat hingga Teluk Penyu.
"Dari pantauan, gelombang saat ini cukup tinggi, mencapai 2 meter, dan arusnya cukup kencang ke arah barat," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Kelompok Nelayan "Pandanarang" Pantai Teluk Penyu Tarmuji mengakui jika sejak beberapa hari terakhir, sejumlah nelayan nekat melaut meskipun gelombang tinggi masih sering terjadi.
Menurut dia, hal itu disebabkan beberapa jenis ikan mulai muncul di perairan Cilacap, antara lain bawal hitam.
"Namun dengan adanya kejadian ini, kami kembali berhenti melaut," katanya.
Baca juga: BMH-SAR Hidayatullah bantu korban gempa Halmahera Selatan
Baca juga: Gelombang tinggi perairan Kayong Utara diingatkan BMKG pada nelayan
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019