• Beranda
  • Berita
  • Menkeu proyeksi defisit APBN 2019 bisa mencapai 1,93 persen PDB

Menkeu proyeksi defisit APBN 2019 bisa mencapai 1,93 persen PDB

16 Juli 2019 15:52 WIB
Menkeu proyeksi defisit APBN 2019 bisa mencapai 1,93 persen PDB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Banggar DPR di Jakarta, Selasa (16/7) (Indra Arief)

Lebih tingginya perkiraan defisit APBN dibanding asumsi atau target defisit karena tekanan terhadap penghimpunan pendapatan negara, yang juga merupakan imbas dari perlambatan perekonomian global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  (APBN) 2019 berpotensi mencapai 1,93 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp310,8 triliun.

Lubang defisit fiskal itu lebih besar dibanding asumsi defisit dalam APBN 2019 yang sebesar 1,84 persen PDB atau Rp296 triliun.

Menurut Menkeu Sri Mulyani dalam rapat Badan Anggaran DPR di Jakarta, Selasa, lebih tingginya perkiraan defisit APBN dibanding asumsi atau target defisit karena tekanan terhadap penghimpunan pendapatan negara, yang juga merupakan imbas dari perlambatan perekonomian global.

"'Outlook' (perkiraan) APBN 2019 untuk defisit di atas yang ditetapkan untuk 2019, tapi dengan deviasi yang tidak terlalu jauh. Hal Ini karena ada tekanan penerimaan dan perlambatan ekonomi global," kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Baca juga: Menkeu perkirakan kurs rupiah semester II Rp14.303 per dolar AS

Perkiraan defisit itu berdasarkan proyeksi belanja negara akan mencapai Rp2.341,6 triliun atau sebesar 95,1 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp2.461.1 triliun. Sedangkan, pendapatan negara diperkirakan Sri Mulyani lebih rendah dari belanja negara yakni Rp2.030,8 triliun atau sebesar 93,8 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp2.165,1 triliun.

Jika merujuk pada realisasi APBN 2019 untuk semester I 2019, pencairan belanja negara mencapai Rp1.034,5 triliun, dengan pendapatan negara sebesar Rp898,8 triliun. Oleh karena itu, defisit APBN 2019 hingga semester I 2019 sebesar 0,84 persen PDB atau 135,8 triliun.

Baca juga: Menkeu : Kapasitas pertumbuhan ekonomi RI di rentang 5,0-5,5 persen

Meskipun demikian, Sri Mulyani menyebutkan tekanan dan risiko fiskal terhadap kinerja instrumen fiskal hingga saat ini masih dapat dikendalikan.

"Kinerja fiskal sampai dengan semester I 2019 cukup baik ditandai dengan pendapatan negara yang tetap tumbuh dan kinerja belanja negara yang meningkat serta manajemen pengelolaan kas semakin baik ditandai dengan Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan) yang lebih rendah," ujar Sri.
Baca juga: Menyikapi perang dagang AS-China, ini kata Menkeu Sri Mulyani

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019