Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai industri manufaktur perlu menjadi prioritas investasi dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap sektor komoditas.Industri manufaktur memang harus menjadi prioritas kita karena dengan begitu kembali lagi kita akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan, kemudian meningkatkan ekspor, dan ketergantungan terhadap sektor komoditas bisa berkurang
"Industri manufaktur memang harus menjadi prioritas kita karena dengan begitu kembali lagi kita akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan, kemudian meningkatkan ekspor, dan ketergantungan terhadap sektor komoditas bisa berkurang," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani di Jakarta, Selasa.
Rosan menjelaskan bahwa perubahan harga komoditas dunia berada di luar jangkauan, kalau harga komoditas sedang turun maka dampaknya membuat ekspor juga turun. Jadi memang sudah waktunya untuk beralih ke industri manufaktur sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih stabil.
Kendati persaingan dalam sektor industri manufaktur cukup kompetitif, memang sudah seharusnya untuk berkompetisi dan keluar dari zona nyaman. Jika ini tidak dilakukan maka Indonesia akan makin ditinggalkan.
"Membuat terobosan harus dilakukan dan berani mengambil keputusan, implementasi harus berjalan sehingga ke depannya bukan hanya menjadi suatu rencana namun benar-benar bisa menghasilkan terobosan yang ada manfaatnya bagi kita semua," kata Ketua Umum Kadin tersebut.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong peningkatan investasi dan ekspansi di sektor industri. Dengan demikian, kapasitas produksi meningkat selain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik juga bisa mengisi pasar ekspor.
Selama ini industri manufaktur masih konsisten menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor Indonesia, di mana ekspor industri manufaktur secara volume mengalami peningkatan 9,8 persen dari Januari-Mei 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Beberapa sektor manufaktur yang berperan besar terhadap capaian ekspor pada lima bulan pertama tahun ini, di antaranya industri makanan yang menembus 10,56 miliar dolar AS, disusul industri logam dasar 6,52 miliar dolar AS, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 5,38 miliar dolar AS.
Presiden Joko Widodo telah menunjukkan komitmennya dalam menjaga iklim usaha yang kondusif di Indonesia. Wujud nyata antara lain memberikan kemudahan dalam perizinan usaha, menjaga ketersediaan bahan baku dan energi, serta telah menerbitkan kebijakan insentif fiskal guna memacu industri terlibat dalam kegiatan vokasi dan riset.
Baca juga: Harapan pelaku industri pada periode kedua Jokowi
Baca juga: CORE: Industri manufaktur perlu ditata untuk atasi defisit transaksi
Baca juga: Menperin konsisten jadikan manufaktur daya ungkit ekonomi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019