"Percayalah, ada. (Bali-red) Yang menang mutlak masak 'nggak dapat, yang kalah saja dapat," kata Koster usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Rabu.
Bahkan pihaknya saat ini masih sedang melihat-lihat diantara orang Bali yang memiliki kompetensi ataupun profesional, dan memadai duduk sebagai anggota kabinet. "Tentu ini saya tidak dalam posisi mengusulkan, tetapi memberikan pertimbangan," ucapnya.
Koster menyampaikan pandangan itu terkait sejumlah wacana bursa calon menteri untuk kabinet Jokowi-Amin yang beredar, namun di dalamnya tidak ada satupun dari Bali.
Yang akan masuk dalam bursa calon menteri dari Bali, lanjut Koster, tentunya harus representasi PDI Perjuangan ataupun yang berafiliasi dengan PDI Perjuangan, tidak menutup kemungkinan juga kalangan profesional.
Selain itu, menurut mantan anggota DPR itu, calon menteri dari Bali tidak pula harus yang jago di sektor pariwisata.
"Saya sedang melihat-lihat dari para profesional, mungkin ada di bidang budaya, pertanian, kesehatan, 'kan banyak ahlinya. Jadi jangan fokus di pariwisata," ucapnya yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali itu.
Dalam pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri disela-sela acara "diksa" mantan Bupati Gianyar Anak Agung Bharata menjadi "sulinggih" atau pendeta Hindu pada Selasa (16/7), Koster pun mengaku belum mendapat sinyal terkait kandidat dari Bali yang cocok duduk di kabinet. "Tetapi tenang aja masih lama, tiga bulan," ujarnya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019