“Hasil (penelitian) populasi luas di Inggris, sekali lagi, jelas memperkuat argumen untuk kebijakan pengendalian polusi udara yang lebih ketat di negara ini untuk melindungi paru-paru kita,” kata Dr. Samuel Cai, seorang peneliti dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Lingkungan Kependudukan di Inggris, dikutip dari laporan King’s College London, Rabu.
Tim peneliti mempelajari data Biobank Inggris pada lebih dari 300.000 orang berusia 40-69 dan menguji fungsi paru-paru mereka.
Seiring bertambahnya usia seseorang, fungsi paru-paru mereka kurang efektif, dalam beberapa kasus mengarah ke penyakit paru obstruktif kronis (COPD)—sekelompok kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitas bernafas, seperti bronkitis dan emfisema, menurut penelitian baru yang diterbitkan di Jurnal Respiratori Eropa.
Baca juga: Merokok bukan satu-satunya penyebab kanker paru-paru
Paparan jangka panjang dari udara yang mengandung lima mikrogram polusi partikulat kecil per meter kubik bisa menuakan dini paru-paru hingga dua tahun. Dua pertiga populasi di Inggris tinggal di daerah yang mengandung 10 mikrogram partikulat kecil per meter kubik.
Polusi partikel adalah campuran dari tetesan padat dan cair di udara dan dapat datang dalam bentuk kotoran, debu, jelaga atau asap, berasal dari tambang batu bara dan gas alam, mobil, pertanian, jalan yang tidak beraspal, dan lokasi konstruksi.
Penelitian itu juga menunjukkan jumlah kasus COPD empat kali lebih tinggi daripada jika seseorang hidup dengan perokok dan setengah dari orang yang telah menjadi perokok.
Baca juga: Dokter jelaskan prosedur pemeriksaan kesehatan deteksi kanker paru
Pewarta: Suryanto
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019