Thomas menyikapi permasalahan yang tengah dihadapi pusat edukasi dan sains tersebut berkaitan dengan sistem perawatan perangkat pertunjukan. Sejak tahun lalu, pihak Carl Zeiss yang berpusat di Jerman secara resmi menghentikan pelayanan penyediaan suku cadang dan perawatan karena tersandung sengketa perdata dengan pengelola planetarium PT Bunga Lestari. Imbasnya, kini pihak planetarium melakukan perbaikan secara swadaya terhadap beberapa perangkat pertunjukan dengan memanfaatkan komponen yang ada.
"Dari sisi urgensinya, Planetarium Jakarta adalah planetarium pertama yang memiliki fungsi edukasi. Astronomi yang menjadi fokus edukasi di planetarium sangat potensial untuk mendorong anak-anak mencintai sains dan tidak menganggap sebagai hal yang sulit melainkan menyenangkan untuk dipelajari," kata Thomas Djamaluddin, Rabu.
Terkait kondisi planetarium saat ini yang membutuhkan perawatan pada sistem perangkat pertunjukan, Thomas berharap ada pemanfaatan dalam perkembangan teknologi multimedia sehingga fungsi edukasi sains bagi anak-anak tetap lestari.
"Revitalisasi planetarium pada era '90-an dulu tentu tergolong sebagai teknologi baru. Tapi saat ini mungkin ada hal-hal yang tidak bisa lagi di-support suku cadangnya. Alternatif yang perlu dilakukan adalah revitalisasi dengan menggunakan teknologi baru seperti penggunaan multimedia. Mestinya sih tidak perlu mengganti seluruh sistemnya," tambah Thomas.
Planetarium dan Observatorium Jakarta masuk dalam proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahap kedua yang rencananya dimulai pada awal Januari tahun 2020 dan akan berjalan sepanjang tahun.
Pewarta: Adnan Nanda
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019