• Beranda
  • Berita
  • AMMDes pengumpan ambulan jadi proyek percontohan di Banten

AMMDes pengumpan ambulan jadi proyek percontohan di Banten

17 Juli 2019 19:03 WIB
AMMDes pengumpan ambulan jadi proyek percontohan di Banten
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika bersama Bupati Lebak Iti Octavia menguji coba Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) Pengumpan Ambulans pada acara Peluncuran Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan di Kabuaten Lebak, Banten, Selasa. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Sejak diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2018, pengembangan AMMDes mengalami kemajuan luar biasa dan telah memasuki tahap produksi massal serta terbukti mampu memenuhi berbagai kebutuhan aktivitas peningkatan ekonomi masy

Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) pengumpan ambulans menjadi proyek percontohan di Banten untuk meningkatkan pelayanan transportasi rujukan kesehatan dalam membantu masyarakat menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lebak, Banten.

Dalam hal ini, Kemenperin menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lebak, USAID Jalin, PT Samudera Marine Indonesia, PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia, dan PT Kreasi Mandiri Wintor Distributor meluncurkan program “Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan melalui pemanfaatan AMMDes Pengumpan Ambulans”,

“Pemanfaatan AMMDes ambulance feeder ini untuk membantu masyarakat mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lebak sebagai dampak dari kondisi jalan-jalan desa yang minim infrastruktur dan topografi yang sulit dan berbukit yang tidak dapat dijangkau oleh ambulans konvensional,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen ILMATE Kemenperin Putu Juli Ardika lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Putu menjelaskan, sejak diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2018, pengembangan AMMDes mengalami kemajuan luar biasa dan telah memasuki tahap produksi massal serta terbukti mampu memenuhi berbagai kebutuhan aktivitas peningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan.

“Selain dampak positif di bidang ekonomi, program AMMDes juga membuka peluang bagi pelaku industri dalam negeri untuk menguasai kemampuan bidang penelitian dan pengembangan serta rancang bangun, sekaligus memberikan efek berganda pada industri komponen,” imbuhnya.

Hingga saat ini, tingkat kandungan komponen lokal AMMDes telah mencapai 75 persen dan melibatkan 70 industri komponen yang sebagian besar merupakan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM).

“Dengan kapasitas produksi 3.000 per tahun dan akan terus bertambah sesuai dengan permintaan pasar, AMMDes juga didorong untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor Timor Leste dan Papua Nugini serta untuk memenuhi kebutuhan sekitar 10 ribu unit di 49 negara Afrika,” tuturnya.

Putu menambahkan, sampai saat ini, Kemenperin berhasil mengembangkan beberapa bisnis model AMMDes bagi kegiatan usaha masyarakat, antara lain AMMDes untuk produksi air bersih dan air minum bagi penanganan bencana di Sulawesi Tengah, AMMDes untuk pengangkutan pisang di Lampung, serta AMMDes untuk kebutuhan penyosohan beras di Jawa Tengah.

“Jadi, berbagai aplikasi AMMDes yang sudah dikembangkan, di antaranya untuk penjernih dan air minum, ambulance feeder, penyosoh beras, pompa irigasi, generator listrik, pembuat ice flake, pengolah kopi dan pascapanen pisang,” sebutnya.

Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto menyampaikan, AMMDes mempunyai model dasar yang dilengkapi dengan flat deckdan fitur power take off(PTO).

“Mesin diesel yang digunakan pada model ini telah mengalami penyesuaian untuk mendapatkan performa yang lebih baik di medan off road dan berbukit,” jelasnya.

Model ini juga mengaplikasikan sistem penggerak tunggal yang dirancang dengan kecepatan maksimal 30 km per jam dan kapasitas silinder sebesar 650 cc atau setara dengan 14 HP.

Reiza mengemukakan, pihaknya bertekad untuk terus mendorong pengembangan teknologi Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) agar dapat bermanfaat secara inklusif dan berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.

“AMMDes itu sebagai alat mobilitas yang multifungsi. Jadi, satu alat, beragam manfaat,” tandasnya.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyampaikan, angka kematian ibu hamil di Lebak menempati peringkat keempat di Provinsi Banten. Sementara angka kematian bayi, menempati peringkat kedua di Provinsi dengan luas 9.662,92 km2 tersebut.

Dengan adanya AMMDes pengumpan ambulans, diharapkan dapat membantu dalam penanganan kesehatan ibu hamil.

“Kami harapkan adanya alat bantu ini untuk memudahkan masyarakat dan meminimalkan angka kematian ibu dan anak yang tentunya menjadi persoalan bagi kita semua," ujar Iti.
Baca juga: Pengembangan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan diapresiasi

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019