Tokyo menghadapi masalah kelangkaan akomodasi begitu nanti para pendukung Olimpiade tumplek ke ibu kota Jepang itu guna menyaksikan Olimpiade tahun depan. Untuk mengatasi hal ini penyelenggara menoleh kawasan lepas pantai dengan mengoperasikan kapal-kapal pesiar sebagai hotel terapung.Belum jelas benar kapal-kapal hotel di Teluk Tokyo bisa menutupi kelangkaan kamar hotel
Kendati ada ledakan konstruksi, Tokyo tetap kekurangan menyediakan sekitar 14.000 kamar untuk banjir turis terkait Olimpiade, kata para peneliti.
Para pejabat setempat memikirkan satu solusi bisa diambil dengan menempatkan orang-orang di kapal-kapal raksasa yang sedang buang sauh di luar pantai Tokyo dan dekat Yokohama selama Olimpiade.
Di antara yang menyambut ide itu adalah biro perjalanan terbesar Jepang JTB yang sudah mencarter 1.011 kabin dalam kapal Sun Princess selama Olimpiade, lengkap dengan segala hal mulai dari jacuzzi sampai bioskop.
Biro perjalanan ini menawarkan paket yang menggabungkan sewa kamar dengan tiket pertandingan Olimpiade meskipun tetap saja tidak murah.
Dua malam untuk sebuah ruangan dilengkapi balkon dan tiket pertandingan sepak bola Olimpiade dipatok pada harga 200 ribu yen (sekitar Rp26 juta), sedangkan dua malam di sebut suit berukuran 50 meter persegi dan tiket pertandingan baseball diharga 724 ribu yen (sekitar Rp94 juta).
JTB yakin pada permintaan tinggi yang sebagian terjadi karena "kita akan kekurangan hotel dengan standard tertentu," kata Minoru Kuge, kepala Proyek Tokyo2020 JTB.
Di tempat lain, tengah dinegosiasikan untuk menyulap 928 kabin kapal Explorer Dream yang berlabuh di Kawasaki di sebelah barat Tokyo.
Baca juga: Olimpiade mendatang bisa gabungan kota atau negara
Baik pemerintah kota Tokyo maupun pejabat pemerintahan prefektur Chiba yang berada di sebelah timur Tokyo, sedang mencari kapal pesiar tambahan.
Jepang melarang kamar tanpa jendela, namun kementerian kesehatan tahun lalu mengeluarkan ketentuan yang membolehkan kapal pesiar memiliki kabin tanpa jendela untuk digunakan sebagai hotel terapung selama Olimpiade.
Para pakar mengingatkan mengenai terlalu sedikitnya kapal pesiar yang tidak akan cukup menampung pengunjung Olimpiade.
"Belum jelas benar kapal-kapal hotel di Teluk Tokyo bisa menutupi kelangkaan kamar hotel," kata mereka dalam laporan yang disiarkan Oktober silam oleh Mizuho Research Institute seperti dikutip AFP.
Bahkan jumlah turis di Tokyo sulit dipastikan karena peningkatan pengunjung Olimpiade akan seimbang dengan turis-turis lain yang memilih meninggalkan Tokyo selama Olimpiade berlangsung.
Meski begitu pemerintahan kota Tokyo sudah menganggap kapal pesiar sebagai solusi untuk kelangkaan akomodasi. Mereka bahkan berencana membuka terminal kapal pesiar baru beberapa hari sebelum Olimpiade dibuka.
Para pejabat dan pakar industri berharap penggunaan kapal-kapal yang buang saung untuk hotel terapung itu akan menjadi kebiasaan di Jepang, sebagai cara dalam menampung pengunjung saat event-event spesial atau saat merelokasi orang selama kondisi bencana.
"Seandainya kota provinsi ingin menuanrumahi sebuah konvensi internasional atau event-event besar lainnya tetapi tidak cukup akomodasi, maka kapal hotel bisa menjadi solusi," kata Yoshimi Tajima, pejabat senior JTB pada bidang bisnis korporat seperti dikutip AFP.
Baca juga: Stadion Olimpiade Tokyo rampung 90 persen
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019