Menurut dia, jumlah kendaraan di Jakarta yang sangat banyak setiap harinya menjadi salah satu faktor paling besar penyebab kondisi udara di Ibu Kota makin tidak sehat.
“Yang paling penting kalau soal polusi udara 'kan karena kendaraannya yang banyak,” katanya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Jakarta butuh tempat penitipan sepeda di stasiun MRT dan Transjakarta
Sebelumnya, Kepala Seksi Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (LHK) DKI Jakarta Agung Pujo Winarno di Jakarta, Jumat (12/7), menyebutkan sekitar 20 juta kendaraan setiap hari yang melintasi jalanan di DKI Jakarta yang berkontribusi sampai 75 persen terhadap kualitas udara di sekitar.
Selain itu, menurut situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 3,5 juta roda empat dan 13,3 juta kendaraan roda dua yang melintas di Jakarta setiap harinya.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan bahwa jika banyak masyarakat yang menggunakan transportasi umum dalam beraktivitas sehari-hari, jumlah kendaraan pribadi yang melintas di Ibu Kota otomatis berkurang. Hal itu secara perlahan akan berpengaruh positif pada pengurangan polusi udara.
“Kalau transportasi massalnya digunakan dengan baik, ya, saya kira akan mengurangi polusi udara secara perlahan,” katanya.
Baca juga: TransJakarta tunggu aturan operasikan mobil listrik
Menurut dia, memanfaatkan transportasi umum adalah cara penyelesaian yang bisa dijangkau hingga ke akar permasalahan. Tanpa adanya kontribusi dan kesadaran masyarakat itu sendiri, apa pun upaya yang dilakukan oleh pemerintah akan percuma karena hanya bersifat sementara.
Ia juga menyarankan agar transportasi umum, yakni Transjakarta yang saat ini menggunakan bahan bakar gas (BBG) bisa berganti menggunakan energi listrik supaya penyelesaian masalah polusi udara di Jakarta makin bisa teratasi.
“Penggunaan energi listrik supaya enggak ada polusi juga 'kan,” ujarnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019