Sedikitnya 300 orang diamankan kepolisian Prancis pada Minggu (12/7) setempat seusai kemenangan atas Nigeria pada semifinal, setelah kerusuhan yang melibatkan suporter Aljazair pecah di Paris, Marseille dan Lyon.
Tiga hari sebelumnya, usai kemenangan melawan Pantai Gading, suporter Aljazair juga melakukan penjarahan di toko-toko ibu kota Paris serta mobil suporter Aljazair menabrak sebuah keluarga yang menewaskan seorang perempuan dan mencederai seorang bayi.
Baca juga: Dua toko dekat Champs-Elysees dijarah setelah kemenangan Aljazair
Baca juga: Suporter Aljazair tabrak sekeluarga di Prancis, seorang wanita tewas
Berkaca pada rangkaian insiden tersebut, Belmadi ingin menjadi perwakilan yang baik bagi Aljazair di mata dunia.
"Kami ingin memperlihatkan kepada dunia apa yang bisa dilakukan orang Aljazair," kata Belmadi dilansir AFP, Jumat dini hari WIB.
"Sebagaimana para demonstran bisa melakukan aksi dengan damai setiap Jumat," ujarnya menambahkan, merujuk pada aksi mingguan memprotes pemerintah di jalanan Aljazair.
"Kami berharap setiap perayaan selalu berjalan lancar dengan penuh penghormatan terhadap negara-negara di mana kita semua tinggal, itu sangat penting bagi kami," pungkasnya.
Aljazair akan menghadapi Senegal dalam partai final Piala Afrika 2019 di Stadion Internaional Kairo, Mesir, Sabtu (20/7) dini hari WIB.
Pasukan Rubah Gurun berpeluang untuk meraih trofi Piala Afrika kedua mereka, setelah menjadi juara di tanah sendiri pada 1990.
Baca juga: Fakta-fakta finalis 2019, Aljazair dan Senegal
Baca juga: Dua sahabat bertempur jadi yang terbaik di Afrika
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019