"Longboat (perahu bermesin) berangkat kemarin malam pukul 21.00 WIT dari Pelabuhan Mafa menuju ke desa-desa di pesisir pantai Halmahera Selatan sebagai daerah yang paling parah terdampak gempa," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat.
Pada Kamis (18/7) Menteri Sosial mengunjungi Desa Gane Luar menggunakan helikopter. Menurut Menteri Sosial, tidak ada jalan darat untuk menjangkau daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa dengan magnitudo 7,2 pada 14 Juli itu, sehingga bantuan harus disampaikan melalui laut.
Penyaluran bantuan lewat laut pun menghadapi kendala keterbatasan sarana dan cuaca.
"Bantuan sudah ada, tapi memang harus masuk lewat Pulau Widi dengan longboat," kata Menteri Sosial.
Tim dari Kementerian Sosial bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah mendistribusikan bantuan kepada korban gempa di Desa Gane Luar dan Bisui serta tempat pengungsian warga di Desa Balitata, Kecamatan Gane Barat.
"Untuk yang di Balitata diserahkan langsung oleh Dirjen Pemberdayaan Sosial. Di sana kita drop 200 paket sembako sesuai jumlah KK yang mengungsi," kata Agus.
Selain itu, tim Kementerian Sosial menyerahkan bantuan alat kebersihan kepada Dinas Sosial Halmahera Selatan.
Kementerian Sosial menyalurkan bantuan total senilai Rp1,39 miliar yang terdiri atas bantuan logistik tahap satu senilai Rp4.965.000, bantuan logistik tahap dua senilai Rp145.072.000, bantuan tahap ketiga senilai Rp356.135.490, bantuan 1.200 paket bahan pokok senilai Rp300 juta, bantuan peralatan kebersihan senilai Rp500 juta, dan santunan Rp15 juta untuk masing-masing ahli waris korban meninggal dunia.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Rachmat Koesnadi menyerahkan santunan kepada ahli waris keluarga Aina Amiin (50) dan Wiji Siang (60) di lokasi pengungsian Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan.
"Pak Irwan Sangaji mohon diterima santunan dari pemerintah sebesar Rp15 juta. Semoga ini bisa membantu meringankan beban Bapak sekeluarga," kata Rachmat, yang menggunakan sepeda motor menyusuri bibir pantai selama lima jam untuk menyerahkan santunan kepada warga di daerah paling parah terdampak gempa itu.
Rachmat mengatakan bahwa penyaluran bantuan untuk warga yang berada di lokasi pengungsian membutuhkan waktu karena akses yang sulit dan cuaca yang kurang mendukung.
"Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai di desa-desa yang menjadi area pengungsian. Kurang memadainya jalan yang ada menyebabkan jalur distribusi bantuan menjadi agak terhambat," katanya.
Gempa yang melanda wilayah Halmahera Selatan mengakibatkan lima warga meninggal dunia dan menyebabkan 3.104 warga mengungsi di 15 titik pengungsian, termasuk Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Mesjid Raya, Kantor LP Halsel, SMEA Amasing, Gunung Bobebo, dan beberapa tempat di Kecamatan Gane Barat dan Timur.
Baca juga:
Penyaluran bantuan gempa Halmahera Selatan terhambat sulitnya akses
Korban gempa Halmahera Selatan masih tempati pengungsian darurat
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019