Untuk masuk ke pasar China, produk sarang burung walet Indonesia harus melalui protokol persyaratan kebersihan, karantina, dan pemeriksaan untuk importasi oleh otoritas China.
Kementerian Perdagangan memfasilitasi pelaku usaha Indonesia melakukan penandatanganan ekspor 10 ton sarang burung walet ke China bernilai kurang lebih Rp500 miliar.
Pelaksana Harian Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Veri Anggrijono mengatakan penandatanganan kontrak tersebut merupakan langkah awal untuk meningkatkan komoditas sarang burung walet ke pasar China.
“Saat ini ada defisit neraca perdagangan, salah satu alternatif dobrakan Kementerian Perdagangan mencoba mengatasi hal ini dengan menggenjot ekspor dari semua komiditas, salah satunya sarang burung walet,” ujar Veri dalam penandatanganan kontrak ekspor sarang burung walet antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan asal China di Jakarta, Jumat.
Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan oleh perusahaan Indonesia PT Tong Heng Investment Indonesia dengan perusahaan asal China Quanzhou Yuyan Family Biotechnology Co., Ltd (Bird Nest Diary) dan Xiamen Fuen Imp & Exp Co., Ltd.
Menurut Veri, produk sarang burung walet menjadi primadona di pasar China. Komoditas ini dianggap memiliki khasiat tertentu yang menjadi kepercayaan masyarakat China. Hal ini menjadi salah satu peluang meningkatkan ekspor sarang burung walet Indonesia ke pasar China.
Untuk masuk ke pasar China, produk sarang burung walet Indonesia harus melalui protokol persyaratan kebersihan, karantina, dan pemeriksaan untuk importasi oleh otoritas China. Selain itu, diperlukan sertifikasi Certification and Accreditation Administration of the People's Republic of China (CNCA).
Hingga saat ini sebanyak 21 di perusahaan Indonesia telah mendapat sertifikasi tersebut sehingga dapat melakukan ekspor ke China. PT Tong Heng Invesment Indonesia adalah salah satu perusahaan investasi asing di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi tersebut.
“Kemendag mengapresiasi PT Tong Heng Invesment Indonesia yang turut berkontribusi dalam meningkatkan devisa ekspor nasional Indonesia. Diharapkan, hal ini dapat diikuti perusahaan Indonesia lainnya,” ujar Veri.
Baca juga: Kemendag konsisten perluas ekspor ke pasar nontradisional
Veri menambahkan, pemerintah melalui perwakilannya di luar negeri terus mengupayakan peningkatan akses pasar internasional dengan melakukan lobi, pameran, dan misi dagang di negara tujuan ekspor.
Hal tersebut untuk menyukseskan program hilirisasi nasional dan meningkatkan ekspor produk bernilai tambah.
Sejalan dengan hal itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sedang melakukan kunjungan kerja ke Beijing dan Shanghai, China, pada 17 hingga 23 Juli 2019.
Kunjungan ini dalam rangka melobi Pemerintah China, khususnya General Administration of Custom China (GACC) untuk lebih membuka dan memudahkan ekspor sarang burung walet Indonesia.
“Kementerian Perdagangan, khususnya melalui Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center siap membantu dan memfasilitasi para eksportir untuk memperluas pasar ekspornya di berbagai negara,” ujar Veri.
China merupakan negara tujuan utama ekspor sarang burung walet asal Indonesia. Pada 2018, total ekspor produk ini ke China tercatat sebesar 139,82 juta dolar AS.
Hingga April 2019, ekspor komoditas ini ke China tercatat sebesar 40,18 juta dolar AS dengan volume 21,32 ton, atau naik 6,56 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 20 ton.
Selama lima tahun terakhir (2014 hingga 2018), ekspor komoditas ini menunjukkan tren positif, yaitu 30,62 persen.
Baca juga: Dua toko produk olahan sarang walet Indonesia buka di China
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019