• Beranda
  • Berita
  • Anies sebut "Getah Getih" awalnya untuk enam bulan

Anies sebut "Getah Getih" awalnya untuk enam bulan

19 Juli 2019 20:44 WIB
Anies sebut "Getah Getih" awalnya untuk enam bulan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau instalasi bambu di kawasan Bundaran HI, Jakarta. (Foto Istimewa)

Karya-karya lokal ini yang ingin kita dorong terus

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut instalasi bambu "Getah Getih" yang dipasang untuk perhelatan Asian Games 2018 awalnya diperkirakan hanya berusia enam bulan.

"Instalasi bambu itu untuk Asian Games dan diperkirakan usia bambunya memang untuk enam bulan dan ternyata bisa lebih dari enam bulan," kata Anies saat ditemui usai menerima Anugerah KPAI 2019 di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan alasan instalasi tersebut menggunakan material bambu karena bambu adalah salah satu material khas Indonesia.

Baca juga: Warga sayangkan pembongkaran instalasi bambu "Getih-Getah"

Menurut Anies, anggaran yang dikeluarkan untuk membuat instalasi tersebut langsung dirasakan oleh para petani bambu dan pengrajin bambu lokal.

"Kenapa kita tidak milih besi, supaya tidak impor. Karya-karya lokal ini yang ingin kita dorong terus," kata dia.

Anies mengatakan Pemprov DKI akan terus memasang instalasi di berbagai tempat.

Baca juga: Warga sayangkan pembongkaran instalasi bambu "Getih-Getah"

Untuk menggantikan instalasi Getah Getih, Anies mengaku sudah punya rencana, namun saat ini sedang tahap pematangan.

"Nanti akan banyak instalasi sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin. Akan banyak instalasi baru dengan materi yang berbeda," kata Anies.

Hal itu dimaksudkan agar Jakarta menjadi tepat ekspresi para seniman di Indonesia dan diharapkan akan semakin banyak ekspresi seni tumbuh dan bermanfaat bagi perekonomian rakyat.

Baca juga: DPRD DKI panggil dinas terkait pembongkaran "Getah-Getih"

"Jadi fungsi pemerintah itu untuk menggerakkan perekonomian. Kalo kita menggunakan barang pabrikan, maka anggaran pemerintah yang terima pabrik, para konglomerat," demikian Anies.

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019