"Dalam guyon-nya, ada pesan, ada hal yang benar ingin dia sampaikan secara implisit. Mas Wendo itu sosok yang konsisten, dia seniman banget," kata Indro saat ditanya mengenai pendapatnya mengenai sosok mendiang wartawan senior itu.
Walaupun pertemuan antara keduanya tak selalu sering, Indro masih mengingat kepedulian Arswendo terhadap grup lawak Warkop DKI.
"Dulu dia sering kasih informasi, dan minta Warkop nyindir Pakde (sebutan untuk penguasa jaman Orde Baru)," ujar Indro seraya menambahkan keduanya selalu bercakap-cakap dengan menggunakan Bahasa Jawa.
Bagi Indro, sosok dan pemikiran Arswendo saat itu cukup sering mempengaruhi perjalanan Warkop.
"Kita sama-sama (tumbuh) di masa itu, terbiasa seperti saling punya kontribusi terhadap satu sama lain," tambah Indro yang datang melayat mengenakan topi bertuliskan #kalahkankanker.
Indro Warkop menjadi salah satu pekerja seni yang datang cukup larut ke rumah duka di Jalan Damai, Komplek Kompas, Petukangan Selatan, Pesanggrahan. Ia tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB dan langsung memasuki rumah duka untuk memberi penghormatan terakhir ke mendiang Arswendo sekaligus menemui keluarga.
Paulus Arswendo Atmowiloto, seorang sastrawan, wartawan senior, serta penulis serial televisi "Keluarga Cemara" wafat pada usia 70 tahun di kediamannya, sekitar pukul 17.38 WIB, Jumat.
Jenazah Arswendo nantinya akan dipindah ke Gereja Matius, Bintaro, untuk penyelenggaraan Misa Requiem pada Sabtu pukul 10.00 WIB. Setelahnya, jasad Arswendo akan dikebumikan di pemakaman San Diego Hills, Karawang.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019