"Persiapan perlu dilakukan sejak dini mengingat DFSK Glory E3 akan dipasarkan secara global, termasuk di kawasan ASEAN," kata Managing Director Sales Center PT Sokonindo Automobile, Franz Wang, di GIIAS 2019, Jumat (19/7).
"Indonesia berpeluang menjadi basis produksi untuk pasar ASEAN mengingat fasilitas produksi di Indonesia sangat memungkinkan dan mendukung," kata Franz.
Franz menjelaskan bahwa DFSK sudah memperhitungkan potensi kendaraan listrik di Indonesia, sehingga mereka menanamkan nilai investasi sebesar 150 juta dolar AS untuk pabrik perakitan di Cikande, Banten, yang sudah mengusung teknologi industri 4.0.
DFSK yang mampu memproduksi 50ribu unit mobil per tahun bisa saja menambah nilai investasinya di Indonesia, apabila pasar otomotif Indonesia terus berkembang. Franz mengatakan, DFSK sudah memiliki jaringan pengembangan di Silicon Valey, Amerika Serikat, yang juga digunakan untuk membangun Glory E3.
Mobil berdesain sport utility vehicle (SUV) itu sudah tampil perdana pada Shanghai Auto Show 2018.
Sistem penggerak yang dipakai Glory E3 adalah motor listrik dan baterai dengan jarak tempuh mulai dari 405 kilometer berkat kapasitas baterai 52,56 kwh yang disandingkan dengan motor listrik tipe Permanent Magnet Synchronous Motor.
Untuk pengisian baterai, Glory DFSK E3 hanya memerlukan waktu 30 menit untuk mencapai 80 persen daya baterai dengan menggunakan teknologi fast charging.
Baca juga: BMW perkenalkan mobil listrik seharga Rp1,299 miliar
Baca juga: Daftar mobil baru GIIAS 2019: Toyota Supra, Nissan Xtrail hingga Jimny
Baca juga: Menjajal mobil listrik besutan Toyota Global
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019