Ketua Panitia Pelaksana Blibli Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto mengatakan penampilan unik wasit dan hakim garis ini bagian dari upaya memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia internasional.
“Pakaian jawa merupakan bagian dari mengenalkan salah satu budaya Indonesia ya,” kata Achmad di Jakarta.
Tampilan berbeda tersebut sudah terlihat sejak laga partai pertama yang dimulai pukul 12.00 WIB saat pertandingan ganda putri, antara Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea Selatan) kontra Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang).
Official pertandingan seperti wasit dan hakim garis tidak mengenakan seragam seperti biasanya. Wasit tampak berpakaian batik, sementara para hakim garis mengenakan kostum lurik dan blangkon.
Penampilan unik yang dikenakan dipastikan tidak mengganggu jalannya pertandingan. Wasit dan hakim garis tetap menjalankan tugasnya secara profesional meski tidak berpakaian sebelumnya.
Sebelum pertandingan dimulai, pertunjukan musik dari penyanyi solo Indonesia Sheryl Seinafia dan Rendy Pandugo pun sempat memeriahkan suasana dan menghibur para penonton Istora GBK.
Konsep yang diusung dalam Blibli Indonesia Open tahun ini memang memiliki tema sport-artainment atau turnamen olahraga bulutangkis yang dipadukan dengan pertunjukan seni dan berbagai hiburan.
“Dengan konsep sport-artainment, kami pastikan para pengunjung akan semakin terkesan melalui berbagai aktivitas menarik, mulai dari food festival, penawaran produk-produk, relax zone, art installation dan pertunjukan musik,” ujar Kusumo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/6).
Sementara itu, dua wakil Indonesia dari sektor ganda putra, yakni pasangan unggulan keempat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan unggulan pertama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kan bertemu pada final, Minggu setelah memenangi partai semifinal masing-masing.
Baca juga: Hendra/Ahsan kantongi tiket ke final
Baca juga: Sempat demam tinggi, ganda putri Jepang melaju ke final
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019