“Alhamdulillah saya bersama teman-teman didampingi Pak Bupati Gorut kemarin telah melihat progres pekerjaannya sangat puas," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Sabtu.
Dari dua unit pembangkit masing-masing kapasitas 25 megawatt, satu unit sudah masuk sistem. Artinya sudah berproduksi, sudah menghasilkan listrik dan sudah digunakan oleh PLN Sulutgo, ujar Gubernur Rusli Habibie.
Rusli menyebut beroperasinya PLTU Anggrek sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama yang belum terjangkau jaringan listrik.
Dia mengungkapkan proyek pembangunan PLTU itu sempat terkatung-katung pada tahun 2008 dan nyaris tidak jadi dibangun.
Ketika itu, rencana pembangun PLTU Anggrek nyaris dipindahkan ke provinsi lain sebelum akhirnya ia berhasil meyakinkan pemerintah pusat.
Baca juga: PLTU Molotabu segera beroperasi
“Tahun 2011 begitu saya disahkan oleh MK sebagai pemenang Pilgub, sorenya saya dengan Pak Marten Taha Ketua DPRD langsung ketemu Dirut PLN. Saya bicarakan bagaimana kelanjutan listrik di Anggrek. Untungnya belum terlambat, karena uang pembangunannya itu mau dipindahkan ke Sumatera Utara,” kenang Rusli.
Pembangunan PLTU Anggrek setelah itu tidak berjalan mulus. Beberapa kendala sempat mendera baik teknis dan non teknis.
Namun, lanjutnya, pergantian Presiden tahun 2014 membawa angin segar karena Jokowi menyambut baik kelanjutan PLTU tersebut.
Sebelum PLTU Anggrek beroperasi, ada PLTG Paguat 2×50 MW diresmikan Presiden Jokowi tahun 2016.
Saat ini ada juga pembangunan PLTG Tomilito dengan kapasitas yang sama.
“Janji kampanye saya pada 2011 untuk memenuhi kebutuhan listrik sudah terpenuhi. Sekarang kami tinggal mengundang investor untuk datang, karena kebutuhan listrik kita sudah surplus,” ujarnya.
Pihak pekerja proyek PLTU Anggrek menargetkan satu pembangkit lagi yang rencananya akan beroperasi akhir Desember 2019.
Baca juga: Indonesia masih butuhkan pembangkit listrik batu bara
Baca juga: HNSI Batang ingatkan nelayan tidak terprovokasi pembangunan PLTU
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019