“Kita perlu ikan, kita perlu laut yang indah...
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta semua industri yang memproduksi plastik untuk menarik plastik mereka dari laut.
“Tarik kembali plastiknya. Mereka membuat institusi apa, supaya asosiasi ikut bertanggungjawab juga, sama-sama memerangi plastik jangan masyarakat saja,” ujar Menteri Susi usai “Pawai Sampah Plastik” di Taman Aspirasi, Jakarta, Minggu.
Menteri Susi mengatakan Indonesia menjadi penyumbang plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Hal ini akan mengancam ekspor ikan Indonesia ke dunia.
“Kalau tidak, laut di 2040 lebih banyak plastik daripada ikan,” ujar Susi Pudjiastuti.
“Padahal, Indonesia penyumbang ikan nomor 2 di Eropa, Indonesia juga penyumbang ikan nomor 4 di dunia,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan sebanyak 70 persen sampah plastik berpotensi masuk ke laut Indonesia, mengingat 71 persen wilayah Indonesia adalah lautan.
“Kita perlu ikan, kita perlu laut yang indah. Ikan untuk kita makan. Ikan untuk industri perikanan kita, sementara kita juga perlu makan supaya jadi pintar, jadi sehat,” kata Susi Pudjiastuti.
Untuk itu, ia bertekad akan akan terus mengkampanye peningkatan kepedulian terhadap sampah plastik.
“Kita terus mengadakan kegiatan untuk menghargai laut, mencintai laut, dengan kampanye-kampanye tentang bahayanya sampah plastik. Di beberapa pasar ikan sudah tidak gunakan plastik sekali pakai,” ujar Susi.
Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.
Sementara itu, berdasarkan sumber yang sama, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.
Baca juga: Menteri Susi ancam "tenggelamkan" pembuang sampah plastik ke laut
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019