Unggulan kedua turnamen itu menyingkirkan kompatriot senegaranya Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo di babak final turnamen Super 1000 itu di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu untuk mempertahankan gelar juara yang ia raih tahun lalu.
Fukushima/Hirota mampu meredam seniornya itu, yang merupakan juara Olimpiade 2016 Rio, di pertandingan all Japan final yang berlangsung ketat selama 51 menit dengan skor 21-16 21-18 yang didominasi oleh reli-reli panjang.
Tingkat persaingan di sektor ganda putri Jepang diakui mereka memang sangat ketat dan mengalami peningkatan yang bagus.
"Jadi sebisa mungkin kami menangi pertandingan ini. Kalau senior kami itu telah menang Olimpiade, kami ingin kumpulkan poin sebanyak mungkin untuk Olimpiade," kata Hirota usai laga.
"Untuk ke Olimpiade tekanan pasti ada tapi kami tidak jadikan itu beban karena ini baru pertama kali bagi kami untuk ikut Olimpiade. Kami menunggu-nunggu untuk itu."
Pertandingan final Indonesia Open itu pun menjadi momentum bagi peringkat dua dunia asal Jepang tersebut untuk ke Olimpiade.
Dalam delapan pertemuan terakhir mereka, Fukushima/Hirota mengantongi lima kemenangan atas kompatriot senegaranya itu.
Gim pertama All Japan Final berlangsung cukup ketat menampilkan sejumlah reli panjang.
Terbawa permainan lawan, Matsutomo/Takahashi beberapa kali kehilangan pijakan ketika menyambut bola dropshot di depan net yang cukup merugikan mereka.
Kehilangan gim pertama, unggulan ketiga Jepang mencoba pendekatan dengan memperkuat pertahanannya di reli-reli panjang.
Kali ini Fukushima/Hirota terburu-buru dan kehilangan poin akibat pengembalian sejumlah bola yang gagal hingga tertinggal 9-11 di interval gim kedua.
Fukushima/Hirota tetap tenang dan menunjukkan kualitasnya sebagai ganda teratas Jepang untuk mengejar skor hingga 17 sama berkat kesalahan lawan.
Gim yang seharusnya milik Matsutomo/Takahashi menjadi anti klimaks ketika Fukushima/Hirota meraup tiga poin terakhir dengan mudah untuk naik ke podium pertama.
"Di gim kedua kami mencoba bermain cepat tapi lawan kami mengejar. Di situ kami lakukan banyak komunikasi dan mencoba lebih sabar dan teliti dalam mengembalikan bola," kata Fukushima.
"Kunci kemenangan kami di gim kedua adalah motivasi ingin menang dari pertandingan ke pertandingan karena bagi orang Jepang menang itu penting, tapi lebih penting adalah berusaha semaksimal mungkin, berusaha keras dalam setiap pertandingan dan berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya," kata Fukushima.
Sementara itu, sang lawan, Matsutomo mengaku masih belum fit dalam tiga hari terakhir setelah sempat deman di turnamen.
"Saya mencoba mengikuti permainan lawan, tapi lawan bermain lebih cepat dan kondisi badan saya tidak 100 persen tapi saya sudah berusaha sebaik mungkin," kata Matsutomo.
Baca juga: Yuki Fukushima/Sayaka Hirota pertahankan gelar
Baca juga: China pastikan gelar ganda campuran
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019