"Kalau untuk roti sagon ini, banyak yang pesan lewat sosial media dan dekat-dekat hari raya seperti sekarang pemesannya bisa sampai 2000 pcs, dan saya jualnya Rp1000, dikirim ke warung-warung juga," kata salah satu distributor saur dan roti sagon di Pasar Klungkung, Luh Gede Juliarti, Minggu.
Ia mengatakan roti sagon tidak hanya disajikan sebagai menu camilan untuk dikonsumsi melainkan juga sebagai pelengkap upakara. Untuk penyajian roti sagon sebagai pelengkap upakara, dan diletakkan pada "ajuman" yang akan dihaturkan.
Pengiriman roti sagon tidak hanya dilakukan di Bali, melainkan Luh Gede juga mengirimkan ke luar daerah, seperti kegiatan seminar dan acara resmi lainnya. Dibandingkan dengan hari normal, pemesanan tidak dilakukan secara rutin melainkan hanya diproduksi sesuai kebutuhan.
"Roti sagon dibuat dari tepung beras, yang dicampur sama parutan kelapa yang disangrai, ditambah dengan gula pasir tanpa pakai pengawet, setelah itu dicetak sesuai bentuk dari pesanan," kata Luh Gede.
Menurut dia, roti sagon dapat dikonsumsi selama sebulan, hal ini dikarenakan telah melalui proses oven yang membuat roti sagon lebih tahan lama. Berbagai kalangan dapat mengkonsumsi roti sagon ini, dan juga dapat digunakan sebagai menu pilihan saat arisan, rapat dan kegiatan lainnya.
Pasokan kelapa yang digunakan sebagai bahan campuran pada roti sagon ini, diperoleh dari desa Gunaksa, dan desa Sulang, yang berada di Kabupaten Klungkung. Setiap harinya, Luh Gede menyediakan stok sebanyak 1000 biji buah kelapa.
Waktu pengerjaan yang dihabiskan sekitar satu hari, yang dikerjakan oleh 5 sampai 7 orang pekerja. Pengiriman juga dilakukan secara bertahap sesuai dengan meningkatnya jumlah pesanan saat menjelang hari raya Galungan.
"Biasanya h-1 Galungan kita udah ngga ngirim lagi, ya kalau krodit sekali, paling sampai h-2 saja, karena kan disini pekerjanya juga menyiapkan Galungan dan sebagainya," ujarnya.
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019