• Beranda
  • Berita
  • Gangster Triad lakukan serangan di Hong Kong setelah protes malam hari

Gangster Triad lakukan serangan di Hong Kong setelah protes malam hari

22 Juli 2019 10:43 WIB
Gangster Triad lakukan serangan di Hong Kong setelah protes malam hari
Petugas polisi menjaga unjuk rasa yang menyerukan reformasi demokratis di Hong Kong, China, Minggu (21/7/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su/foc.
Partai Demokratik, yang beroposisi di Hong Kong, sedang menyelidiki serangan oleh tersangka gangster Triad terhadap penumpang kereta pada Minggu, setelah kekerasan terjadi pada malam hari yang membuka krisis politik baru yang semakin dalam di kota tersebut.

Teriakan terdengar ketika beberapa pria, yang memakai kaus putih dan sebagian bersenjatakan tongkat, memenuhi stasiun Desa Yuen Long dan menyerbu satu kereta, serta menyerang penumpang, demikian rekaman yang diambil oleh pelaju dan anggota Parlemen dari Partai Demokratik Lam Cheuk-ting.

Sebagian penumpang telah ikut dalam pawai anti-pemerintah dan serangan itu dilakukan setelah beberapa ribu pegiat mengepung kantor wakil China di kota tersebut, kata Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin. Belakangan pemrotes itu bentrok dengan polisi.

Lam, yang cedera dalam serangan tersebut, mengatakan ia marah dengan lambannya reaksi polisi setelah ia memberitahu mereka mengenai serbuan itu, demikian laporan lembaga penyiaran yang didanai pemerintah RTHK.

Lam mengatakan perlu waktu lebih dari satu jam buat polisi untuk setelah ia memberitahu mereka dan mereka telah gagal melindungi masyarakat, sehingga anggota Triad mengamuk. Partai tersebut sekarang sedang menyelidiki peristiwa itu.

"Apakah Hong Kong mengizinkan anggota Triad melakukan apa yang mereka mau, memukuli orang di jalan dengan senjata?" ia bertanya kepada wartawam

Polisi pada Senin pagi mengatakan mereka belum melakukan penangkapan apapun di stasiun tersebut atau selama pemeriksaan lanjutan di satu desa yang berdekatan tapi mereka masih melakukan penyelidikan.

Yau Nai-keung, Asisten Komandan Polisi Kabupaten Yuen Long, mengatakan kepada wartawan bahwa patroli awal polisi harus menunggu bantuan lebih banyak mengingat situasi yang melibatkan lebih dari 100 orang.

Beberapa kelompok orang dengan berpakaian putih dilihat oleh saksi mata dengan membawa tongkat dan potongan bambu di satu desa yang berdekatan tapi Yau mengatakan polisi "tidak melihat senjata" ketika mereka tiba.

Pemrotes menuntut pencabutan penuh rancangan undang-undang yang mestinya mengizinkan tersangka diekstradisi ke China Daratan untuk diadili, tempa pengadilan dikuasai oleh Partai Komunis, karena khawatir tindakan tersebut akan merusak independensi pengadilan di Hong Kong.

Sumber: Reuters
Baca juga: Situasi di Hong Kong kembali tenang setelah unjuk rasa ricuh
​​​​​​​
Baca juga: Pemimpin Hong Kong berusaha temui mahasiswa setelah unjuk rasa massal

​​​​​​​Baca juga: Bursa saham Hong Kong dibuka melemah 0,53 persen

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019