• Beranda
  • Berita
  • Kapal angkut barang kelontongan karam di Perairan Belitung

Kapal angkut barang kelontongan karam di Perairan Belitung

22 Juli 2019 12:24 WIB
Kapal angkut barang kelontongan karam di Perairan Belitung
Nakhoda dan ABK KM Tanjung Pantai saat dievakuasi di Polres Bangka Tengah, Senin (22/7) (babel.antaranews.com/Ahmadi)
KM Tanjung Pantai mengangkut barang kelontongan yang belayar dari Sunda Kelapa, Jakarta, menuju Pontianak, Kalimantan Barat, karam di Laut Sumedang, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (20/7) pagi.

Kapolres Bangka Tengah, AKBP Edison Ludy Bard Sitanggang di Koba, Senin, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB tersebut.

"Sebanyak enam ABK dan satu nakhoda sudah dievakuasi anggota kami, saat ini semuanya sudah berada di Polres Bangka Tengah," ujarnya.

Ia menjelaskan, kapal tersebut berangkat pada Jumat (19/7) malam dari Sunda Kelapa dan pada Sabtu pagi dilaporkan karam di Laut Belitung setelah mesin kapal tersebut rusak.

Baca juga: Kapal berpenumpang 25 orang karam di perairan Ketapang

"Kapal terombang selama beberapa jam dan terbawa arus hingga ke perbatasan Laut Bangka Selatan dan Bangka Tengah, kemudian anggota Polair kami bersama Basarnas dan Syahbandar Toboali melakukan evakuasi," ujarnya.

Ia menjelaskan, kapal tersebut memang titik karamnya di Belitung namun terbawa arus ke Laut Bangka.

"Kami sifatnya membantu, menolong ABK dan nakhoda. Semua ABK dan nakhoda termasuk kapten kapal kami periksa kesehatannya, sembari menunggu pengurusan administrasi untuk pemulangan mereka ke daerah asal," ujarnya.

Baca juga: Kapal feri tradisional karam di Mahakam Ulu Kaltim

Sementara Firman, Nakhoda KM Tanjung Pantai menjelaskan kapal yang dibawanya mulai berlayar pada Jumat (19/7) dari Sunda Kelapa menuju Pontianak.

"Kejadiannya pada Sabtu pagi, berawal dari gelombang tinggi dan menghantam kapal sehingga mesin mengalami kerusakan. Kapal oleng dan karam," ujarnya.


Firman mengaku sempat melakukan lego jangkar namun tidak berhasil sehingga dirinya bersama enam ABK harus terombang hingga pukul 23.00 WIB.

"Saat kapal karam, kami terus berkomunikasi dengan pihak Basarnas dan Syahbandar terdekat yaitu di Toboali, kami baru bisa diselamatkan tepat pukul 23.00 WIB," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019