• Beranda
  • Berita
  • BSMI kirim bantuan ke wilayah paling parah di Halmahera

BSMI kirim bantuan ke wilayah paling parah di Halmahera

22 Juli 2019 12:31 WIB
BSMI kirim bantuan ke wilayah paling parah di Halmahera
Relawan BSMI sedang mendongeng di depan anak-anak pengungsi korban gempa di salah satu lokasi pengungsian di Halmahera Selatan, sebagai upaya memberikan trauma healing. (Dokumentasi BSMI)

masyarakat masih tinggal di tenda pengungsian di Desa Sekeli karena rumah-rumah mereka hancur

Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Halmahera Selatan mengirim bantuan ke wilayah terdampak gempa yang paling parah di wilayah Gane Barat, Halmahera Selatan.

Dalam siaran pers BSMI yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin, Ketua BSMI Halsel Ady Saputra mengatakan timnya memberangkatkan empat relawan dengan membawa bantuan medis untuk para pengungsi.

Perjalanan ke Gane, ujar Ady, harus ditempuh lewat jalur laut dari Labuha. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang terdampak paling parah saat gempa 7.2 SR mengguncang Halmahera beberapa waktu lalu.

Relawan BSMI berangkat bersama kapal dari Pemda Halsel dengan membawa bantuan obat-obatan setelah dibelanjakan di Labuha.

Para relawan juga membawa tenaga kesehatan dari Puskesmas Bajo guna melakukan pelayanan kesehatan pengungsi usai diguncang gempa 7,2 SR.

Selain tindakan pengobatan, relawan BSMI juga melakukan kegiatan trauma healing untuk anak-anak yang masih ada di pengungsian.

Selain membawa obat-obatan, BSMI juga membawa bahan makanan, makanan ringan untuk anak-anak, terpal dan dua dus pakaian pantas pakai.

Ady menambahkan, tim BSMI mengirimkan bantuan ke Desa Kurunga, Yomen di Kecamatan Gane Barat dan Sekeli di Kecamatan Gane Barat Selatan.

Menurut dia, masyarakat masih tinggal di tenda pengungsian di Desa Sekeli karena rumah-rumah mereka hancur. Tetapi, para pengungsi mendirikan tenda dari bahan seadanya, seperti dari papan atau terpal pribadi.

"Bantuan untuk terpal belum semuanya masuk, ada satu posko yang sudah dapat tetapi dikarenakan posko lain belum dapat, akhirnya tetap pakai terpal seadanya karena khawatir kecemburuan sosial," ungkap Ady.

Salah satu kendala mengirimkan bantuan adalah transportasi lewat laut. Tingginya ombak dan cuaca di perairan Halmahera Selatan kadang menjadi hambatan dalam penyaluran bantuan ke korban gempa yang masih memerlukan bantuan, katanya.


Baca juga: Tanggap darurat penanganan gempa Halsel diperpanjang
Baca juga: BPBD Halsel pastikan seluruh pengungsi telah mendapat bantuan
 

Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019