Nuril Huda, petani jagung asal Lamongan, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa penggunan alsintan berdampak pada peningkatan jumlah produksi hingga dua kali lipat.
"Misalnya bantuan mesin pengolahan atau rotary dryer dan mesin traktor, yang sangat efektif memudahkan kami bercocok tanam," ujarnya.
Namun begitu Nuril menyimpan sedikit harapan. Ia berharap pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan bantuan bibit dan benih unggul.
"Seperti (bantuan) penanggulangan hama tikus dan benih unggul, karena (benih) yang ada kurang maksimal," ungkapnya.
Direrktur Jendral PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan bahwa produksi jagung harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan akselerasi ekspor. Dengan bantuan yang ada, dia juga berharap petani lebih giat dan bersemangat dalam bercocok tanam.
"Saya mengharapkan petani semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri. Apalagi kami mengemban visi dan misi sebagai institusi pendukung Direktorat Jenderal Komoditas, khusus jagung," katanya.
Komitmen PSP tersebut menyikapi produksi jagung di seluruh Indonesia yang mulai meningkat, khususunya di Kabupaten Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.
“Pemerintah juga akan meningkatkan bantuan," janjinya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019