"Berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) dasarian II Juli 2019 menunjukkan, Provinsi NTT pada umumnya mengalami hari tanpa hujan dengan kategori sangat panjang (31-61 hari) hingga kategori kekeringan ekstrem (>60 hari)," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang, Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Selasa.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan laporan adanya wilayah di NTT yang masuk darurat kekeringan, dan bagaimana dengan perkembangan iklim di daerah itu.
Menurut dia, beberapa wilayah yang sudah mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem adalah Kabupaten Ende di wilayah sekitar Nanganio; Kabupaten Sikka di sekitar Magepanda dan Waigate; Kabupaten Flores Timur di sekitar Larantuka, Konga;, Kabupaten Lembata di sekitar Lewoleba, Wairiang, Waipukang dan Wulandoni.
Kondisi yang sama juga di Kabupaten Sumba Barat di sekitar Waikabubak; Kabupaten Sumba Timur di sekitar Stamet Waingapu, Wanga, Melolo, Temu/Kanatang, Lambanapu, Rambangaru, dan Kamanggih; Kabupaten Sabu Raijua di sekitar Daieko; Kabupaten Rote Ndao di sekitar Papela dan Busalangga.
Begitu juga di Kota Kupang di sekitar Stamet El Tari, Sikumana, Bakunase, Oepoi dan Mapoli; Kabupaten Kupang di sektar Oekabiti, Lelogama, Oenesu, Oelnasi dan Sulamu; Kabupaten Belu di sekitar wilayah Atambua, Fatubenao, Fatukmetan, Wedomu, Haekesak serta Umarese, Fatulotu dan Weedomu.
Mengenai curah hujan, dia mengatakan, dari hasil analisa curah hujan dasarian II Juli 2019, wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), hampir seluruhnya mengalami kategori rendah (0-50 mm).*
Baca juga: Lima kabupaten/kota di NTT darurat kekeringan
Baca juga: BMKG: Enam kabupaten di NTT berpotensi alami kekeringan
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019