KBRI Yangon dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, menyatakan Pejabat Fungsi Pensosbud KBRI Yangon, Sylvia Masri menyerahkan langsung Tin Naing Oo, Khaing Tharaphy dan Naw Eh Wai Htoo kepada Direktur International Office UB Prof. Dr. Ifar Soebagy di kampus UB di Malang, Jawa Timur.
Duta Besar RI untuk Myanmar, Prof. Dr. Iza Fadri dalam berbagai kesempatan menekankan bahwa kerja sama pemberian beasiswa tersebut merupakan salah satu bentuk upaya promosi pendidikan tinggi Indonesia.
Masyarakat Myanmar yang berkesempatan melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri umumnya masih memilih Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan beberapa negara tertentu lainnya. Dengan memberikan lebih banyak beasiswa kepada masyarakat Myanmar, kualitas pendidikan tinggi Indonesia akan lebih dikenal sehingga ke depannya diharapkan terdapat peningkatan jumlah mahasiswa Myanmar di Indonesia, katanya.
Peningkatan tersebut tentu akan berdampak positif bagi peningkatan kerja sama bilateral Indonesia-Myanmar. Para alumni dapat menjadi duta-duta yang tidak hanya menyuarakan keunggulan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi juga bidang-bidang lainnya sehingga membantu merekatkan kedua bangsa.
Selama ini mahasiswa Myanmar di Indonesia memperoleh beasiswa melalui mekanisme Dharmasiswa, beasiwa untuk negara-negara berkembang atau Islamic Developmen Bank (IsDB) dan jumlahnya belum signifikan.
"KBRI Yangon berkeinginan kuat untuk mendorong peningkatan jumlah mahasiswa Myanmar di Indonesia," Sylvia yang dihubungi lewat Whatsapp.
Menurut dia, selain di UB, KBRI Yangon tengah memproses mekanisme serupa beberapa universitas lain seperti Universits Negeri Padang dan Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Khaing Tharaphy dan Tin Naing Oo akan mengenyam pendidikan S2, yaitu masing-masing di Jurusan Administrasi Publik dan Ilmu Pengetahuan Lingkungan. Keduanya menerima informasi tentang UB dari KBRI Yangon dan Indonesian International School Yangon (IISY).
Mereka sebelumnya bekerja sebagai guru di sekolah yang merupakan salah satu bentuk soft power diplomacy Indonesia tersebut. Sementara itu, Naw Eh Wai Htoo diterima sebagai mahasiswa S1 Jurusan Komunikasi. Ketiganya menyatakan gembira bahwa mereka diterima di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
Mereka juga akan belajar Bahasa Indonesia secara intensif selama tiga bulan di Brawijaya Language Center. Kursus yang akan mereka jalani adalah kurusus Bahasa Indonesia untuk kepentingan akademis.
Prof. Dr. Ifar Soebagyo menyampaikan bahwa sebelumnya sudah ada sembilan lulusan UB dari Myanmar. Mereka kuliah di Fakultas Kedokteran dengan menggunakan beasiswa dari IsDB. Dia berharap ke depannya akan ada lebih banyak mahasiswa Myanmar yang belajar di UB. ***3***
Baca juga: Kemendikbud buka pendaftaran Beasiswa Unggulan
Baca juga: Belasan mahasiwa NTB siap lanjutkan kuliah ke Tiongkok
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019