"Sejak Juni hingga saat ini, kami sudah mendistribusikan sedikitnya 644 tangki air bersih. Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah banyak, mengingat jumlah warga terdampak kekeringan semakin meluas," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edi Basuki di Gunung Kidul, Selasa.
Ia mengatakan melanda sedikitnya 471 dusun di 78 desa atau 134.929 jiwa. Dampak krisis air bersih kini dirasakan masyarakat di 14 kecamatan.
"Anggaran penanganan bencana kekeringan belum cukup memenuhi distribusi air bersih kepada masyarakat. Kami membuka kerja sama dengan swasta. Saat ini sudah banyak bantuan air bersih dari pihak swasta, salah satunya dari Letkol Infantri Tugiman sudah mulai kita distribusikan. Bantuan kami fokuskan di Kecamatan Rongkop," katanya.
Semenyara donatur bantuan air bersih, Letkol Infantri Tugiman mengatakan butuh terobosan yang matang untuk mengatasi kekeringan di Kabupaten Gunung Kidul. Akademisi Universitas Padjadjaran Bandung ini mengatakan butuh bantuan teknologi untuk mengangkat air.
"Sebagai putra daerah asli Gunung Kidul tentu saya berobsesi ada penyelesaian yang signifikan dalam mengatasi masalah air bersih. Sehingga masalah kekeringan sebagai bencana tahunan ini tidak terus terjadi," katanya.
Tugiman memberikan bantuan 30 tangki air besih yang diberikan kepada warga di lima dusun di Desa Melikan, Kecamatan Rongkop.
Ketika ditanya apakah bantuan air bersih kepada masyarakat di beberapa Kecamatan beberapa waktu yang lalu ada kaitan dengan dukungan masyarakat setempat mengikuti Pilkada Serentak 2020, Tugiman menjawab bantuan tersebut sebagai bentuk kepeduliannya dan tanggung jawab sosial sebagai warga kelahiran Gunung Kidul kepada saudara yang membutuhkan air bersih,
"Bantuan itu tulus dan bentuk kepedulian saya kepada saudara-saudara saya yang kebetulan mengalami kekurangan air bersih, harapan saya bisa sedikit meringankan mereka yang saya anggap sebagai orang tua dan adik-adik saya, tidak ada harapan lain," katanya.
Sementara itu, salah satu warga penerima bantuan air bersih Yuni mengatakan warga yang mengalami krisis air bersih kini hanya mengandalkan pembelian air dari tangki swasta. Saat ini, harga air bersih kapasitas 5.000 liter mencapai Rp120 ribu.
"Kalau kami harus membeli satu tangki setiap dua minggu sekali, kami cukup keberatan. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan air bersih ini," katanya.
Baca juga: 127.977 warga Gunung Kidul terdampak kekeringan
Baca juga: Anggaran atasi bencana kekeringan di Gunung Kidul dipastikan siap
Pewarta: Sutarmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019