Pernyataan itu dikatakan oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, organisasi pencetus dan pengelola program beasiswa Belanda, Peter van Tuijl, usai melepas penerima beasiswa Orange Tulip Scholarship dalam acara pertemuan para penerima beasiswa yang digelar di Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Selasa.
"Belanda merupakan ekonomi yang cukup maju dan tentunya disana masih banyak usaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan, contohnya dalam pengelolaan air dan energi," katanya.
Menurut dia, ada banyak pelajaran yang dapat diambil oleh para pelajar Indonesia, di luar ilmu yang didapat di dalam ruang kelas.
"Kami berharap para mahasiswa Indonesia ini dapat kembali ke Tanah Air dan membawa ilmu, ide dan inspirasi baru yang dapat membantu pembangunan ekonomi berkelanjutan," jelasnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga berharap agar para calon mahasiswa juga dapat mengadopsi kebiasaan-kebiasaan yang mempromosikan kehidupan berkelanjutan seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
"Ini sangat penting karena seperti kita ketahui, masalah plastik sangat besar di Indonesia dan secara global," katanya.
Orange Tulip Scholarshipmerupakan program beasiswa parsial hasil kerja sama antara Nuffic Neso dan Institusi Pendidikan Tinggi di Belanda.
Tahun ini, total aplikasi yang masuk mencapai 298 pelamar dan sebanyak 30 orang terpilih untuk menuntut ilmu ke berbagai universitas di Belanda. Para penerima diberikan potongan biaya kuliah beragam, dari 30 hingga 100 persen. Beberapa institusi pendidikan juga menawarkan pemberian tunjangan biaya hidup dan biaya pengurusan visa.
Pada program Orange Tulip Scholarship tahun 2018-2019 lalu, Nuffic Neso menerima dan memberangkatkan 29 mahasiswa Indonesia dari total 302 aplikasi yang masuk.
Baca juga: Nuffic Neso lepas 30 penerima beasiswa Orange Tulip ke Belanda
Baca juga: Tersedia 75 kursi beasiswa OTS untuk kuliah di Belanda
Baca juga: Orange Tulip tawarkan beasiswa ke Belanda
Baca juga: Direktur Nuffic Neso harap penerima beasiswa pelajari 'soft skill'
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019