Kepala Seksi Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian Kabupaten Bangka, Trisna Ningsih di Sungailiat, Rabu mengatakan dari 300 kambing kurban yang dilakukan pemeriksaan kesehatan ditemukan kurang lebih 30 persen atau 100 ekor kambing dalam kondisi kurang sehat.
"Jumlah kambing kurban yang dinyatakan kurang sehat pada saat dilakukan pemeriksaan oleh tim kesehatan hewan tersebut, angkanya lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 60 persen dari total kambing kurban yang dijual pedagang," jelasnya.
Dia mengatakan, sebagian besar kambing didatangkan dari daerah lain seperti Lampung dan Palembang sehingga kemungkinan terlihat kurang sehat karena kelelahan selama masa pengangkutan. Ia menyarankan ternak kurban diberi makanan tambahan seperti dedak dan bungkil untuk mengembalikan kebugaran.
Selain itu, ia menjelaskan kambing kurban yang ditemukan kurang sehat juga umumnya terkena penyakit kulit dan harus terlebih dahulu dilakukan pengobatan meskipun tidak begitu membahayakan bagi manusia.
Hewan kurban yang ditemukan sakit parah, kata dia, langsung diberikan obat maupun disuntik meskipun dengan cara suntik terdapat batas waktunya.
"Kami menyarankan kepada pedagang agar hewan atau kambing kurban yang kurang sehat hendaknya jangan dijual sebelum dilakukan pengobatan," katanya.
Menurutnya, semua hewan kurban baik sapi maupun kambing yang dinyatakan sehat setelah diperiksa akan diberikan label kalung untuk mempermudah masyarakat mendapatkan hewan kurban yang sehat.
Hewan kurban baik sapi dan kambing sebagian besar didatangkan dari luar pulau Bangka seperti dari wilayah Provinsi Lampung, Palembang dan sejumlah wilayah lainnya.
"Untuk menjaga hewan agar terjaga kesehatannya, saya menyarankan agar rumput yang akan diberikan hendaknya dilayukan terlebih dahulu agar gentah pada rumput hilang," ujarnya.
Dia mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan di semua wilayah kecamatan terutama di wilayah sentra penjualan hewan kurban seperti di Kecamatan Sungailiat, Kecamatan Belinyu dan Kecamatan Mendo Barat.
Pewarta: Kasmono
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019