“Jadi, Inggris ini punya sistem pendidikan vokasi yang bisa di-copy di beberapa negara. Mereka menggunakan sistem yang disebut TVET (Technical Vocational Education and Training),” kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dalam siaran pers seusai menggelar pertemuan dengan sejumlah konsultan pendidikan Pearson di London, Inggris, Selasa(23/7) waktu setempat.
Menurut Emil, para konsultan pendidikan kejuruan dari Pearson rutin menggelar pertemuan dengan kalangan industri. Pertemuan tersebut, kata dia, membahas soal keahlian terbaru yang dibutuhkan industri.
Baca juga: Sumbang Pengangguran terbesar, Ridwan Kamil akan evaluasi SMK
“Drone saja ada SMK-nya di Inggris. Satu-satunya di dunia yang punya SMK drone di sini,” ucapnya.
Situasi tersebut, kata Emil, berbeda dengan SMK di Indonesia. Menurutnya, ada banyak jurusan SMK yang tidak memperhatikan kebutuhan industri. "Jangan-jangan kurikulumnya tidak nyambung dengan kebutuhan industri. Ini yang akan kita evaluasi. Kita minta bantuan mereka membuat sistem pendidikan vokasi," katanya.
Emil juga menyebut, selama lima bulan ke depan, Pearson akan menyusun sistem pendidikan kejuruan yang baik diterapkan di Indonesia. Sehingga, pada 2020, SMK percontohan yang siap menyambut industri 4.0 dapat dibentuk.
Saat ini, lanjut Emil, pihaknya melalui Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat tengah mengevaluasi SMK mana saja yang sudah tidak relevan dengan perkembangan teknologi.
Emil menyatakan, setelah formula sistem pendidikan kejuruan dibuat, pihaknya akan mengevaluasi pengetahuan guru. "Guru yang jadul akan kita upgrade juga," ucapnya.
Sedangkan, perwakilan Pearson mengatakan, sistem pendidikan kejuruan mereka sudah diterapkan di sejumlah negara, seperti Malaysia, Vietnam, Tiongkok, dan Mexico.
Baca juga: DPRD Jawa Barat setuju SMK dievaluasi
Baca juga: Jabar siapkan lulusan SMK magang di Jepang
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019