"Memang betul intensitas pencaharian kemungkinan akan dikurangi namun kapan belum dapat dipastikan kapan mulai dikurangi," kata Kapendam XVII Cenderawasih Kol Inf M.Aidi kepada Antara di Jayapura, Rabu.
Dia mengatakan, pengurangan intensitas pencarian disebabkan beberapa faktor, antara lain banyaknya kegiatan yang harus dilaksanakan sehingga nantinya pencarian itu dilakukan oleh satgas pamtas yang wilayahnya diduga dilintasi helikopter tersebut.
Selain itu, kata Kapendam, saat mengiriman logistik ke pos-pos juga personel TNI diminta untuk memantau wilayah yang dilintasinya dari udara.
“Prajurit nantinya selain berpatroli juga mencari helikopter yang hilang kontak dalam penerbangan Oksibil-Sentani,” kata Aidi seraya mengatakan, hingga Rabu (24/7) pencarian yang dilakukan, baik melalui darat maupun udara, belum menemukan titik terang. Helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138, terbang dari Oksibil pukul 11.40 wit namun hingga kini belum ditemukan.
Helikopter yang sebelumnya terbang dari Okbibab itu mengangkut 12 orang, yakni kru Kapten CPN Aris (pilot), Kapten CPN Bambang (pilot), Lettu CPN Ahwar (co pilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo dan Pratu Asharul.
Sementara nama-nama penumpang yang merupakan anggota Yonif 725/WRG yang sebelumnya bertugas di Okbibab, yaitu Serda Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe,Pratu Risno, PradaSujono Kaimuddin, dan Prada Tegas Hadi Sentana.
Baca juga: TNI perluas pencarian helikopter MI 17 di Kaure
Baca juga: Tim SAR belum menemukan helikopter MI 17
Baca juga: Hoaks, informasi helikopter TNI AD yang hilang di Papua ditemukan mendarat darurat
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019