Umat Hindu meramaikan perayaan Galungan yang dibarengi dengan perayaan Piodalan di Pura Mustika Dharma, Cijantung, Jakarta Timur.Sejak sore, umat Hindu telah mendatangi Pura Mustika Dharma. Kaum pria memakai pakaian berwarna dominan putih, mengenakan kain sebagai bawahan, dan memakai udeng. Sementara kaum wanita mengenakan kebaya.
Jika diterjemahkan secara sederhana Piodalan dapat dimaknai sebagai hari peringatan lahirnya pura. Di Pura Mustika Dharma, acara tersebut dirayakan berbarengan dengan Hari Galungan.
"Kalau Piodalan di sini memang sebagaimana kalender Bali. (Piodalan) jatuh setiap 210 hari. Para sesepuh mengawali upacara ini dengan Piodalan pada Rabu," kata Ketua Pangempon pura, Wayan Wirawan, saat ditemui di depan Pura Mustika Dharma pada Rabu malam.
Sejak sore, umat Hindu telah mendatangi Pura Mustika Dharma. Kaum pria memakai pakaian berwarna dominan putih, mengenakan kain sebagai bawahan, dan memakai udeng. Sementara kaum wanita mengenakan kebaya.
Terkait Piodalan, maka pura ini juga ramai dikunjungi perwakilan-perwakilan pura lain di Jabodetabek. Kedatangan perwakilan-perwakilan pura lain itu ditandai dengan dibawanya sesajen di atas kepala oleh beberapa wanita dan disambut suara kentongan bambu dari dalam pura. Kunjungan itu disebut sebagai ngiring pekuluh.
Satu kali kegiatan persembahyangan di pura ini dapat diikuti sekitar 800 orang. Sehingga sampai ritual ini berakhir, maka pura ini menampung sekitar 4.000 umat Hindu.
Agar umat tidak berjejalan, pengurus pura mengatur agar umat yang bersembahyang dibagi dalam beberapa gelombang.
Selain orang-orang dewasa, terdapat pula anak-anak dan kaum lanjut usia (manula) yang hendak beribadah. Anak-anak yang datang dapat diatur untuk tertib oleh para orang tuanya sehingga dapat proses sembahyang dapat berlangsung dengan khidmat.
"Sudah bisa dibilangin. Lagian dari kecil juga dia sudah ikut ke pura, jadi sudah lebih ngerti," kata Nyoman, yang tinggal di Cijantung.
Di bagian samping pura disediakan arena menunggu giliran sembahyang dilengkapi kursi-kursi. Selain itu akan diadakan pentas seni yang menampilkan beberapa kesenian tradisional.
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019