"Karakter lokal yang dimiliki produk kita ini yang membuat mereka sangat 'surprise'," kata Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua Simanjuntak saat dihubungi Antara dari Beijing, Kamis.
Dalam pameran yang berlangsung pada 24-26 Juli 2019 itu, Bekraf memboyong 10 jenama (intellectual property) karya anak bangsa.
Baca juga: 10 Jenama dipamerkan di China, Tahilalats hingga Satria Dewa Gatotkaca
Lima di antaranya terpilih dari program KATAPEL batch1, yakni HeyBlo!, Komik Ga Jelas, Tahilalats, Garudayana, dan Educa Studio.
Ditambah lima jenama lainnya, yakni Mintchan, Gugug!, Ghfosty’s Comic, Manguni Squad, dan Satria Dewa Gatotkaca.
"Garudayana itu memiliki karakter lokal yang sangat kuat. Game-game-nya berlatar belakang candi Borobudur dan rumah adat di Indonesia," kata Joshua.
Menurut dia, Moonton yang berkantor pusat di Shanghai itu sedang mencari IP yang memiliki karakter kuat untuk mengisi laman kartunnya.
Bekraf tidak mematok target muluk-muluk dalam keikutsertaan 10 jenama pada pameran tersebut. "Tapi paling tidak, ada satu atau dua IP kita yang bisa terjual lisensinya dalam pameran kali ini," ujarnya.
Bekraf sebelumnya juga telah membawa beberapa jenama itu dalam Hong Kong IP Licensing Show beberapa waktu lalu.
IP atau tokoh-tokoh tersebut bisa dikomersialkan untuk beberapa bisnis produk makanan, pakaian, animasi, game, penerbitan, dan lain sebagainya.
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2016 sudah mencapai Rp922,59 triliun dan diproyeksikan melampaui Rp1.000 triliun pada 2017 hingga meningkat mendekati Rp1.102 triliun.
Mengutip laman publishingperspectives.com, secara global pasar "licensing" telah mencapai angka 280,3 miliar dolar AS atau naik 3,2 persen dari 271,6 miliar dolar AS pada tahun 2017.
Baca juga: GIIAS 2017, ingin jembatani jenama unjuk produk dan teknologi otomotif termutakhir
Baca juga: Tiga jenama tambah deretan peserta GIIAS 2017
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019