Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan rusunami itu hanya diperuntukkan bagi masyarakat kalangan menengah yang berpenghasilan di atas upah minimum regional (UMR).
"Uang mukanya nol, tapi yang menjadi pertanyaan harga rumahnya terjangkau enggak?" tanya Yayat di Jakarta, Kamis.
Dari total 2.359 pendaftar Rusunami Klapa Village, sebanyak 1.790 warga lolos seleksi administrasi untuk membeli rumah itu. Adapun jumlah hunian yang tersedia mencapai 780 unit.
Unit rusunami itu dibagi ke dalam tiga tipe, yaitu studio tipe 21, kamar tipe 24, dan kamar tipe 36. Harga tiap unit beragam mulai dari Rp184 juta hingga Rp310 juta.
"Harga rumahnya berarti mengikuti harga pasaran kisaran Rp300 jutaan. Kalau harganya semahal itu yang mampu (beli) pendapatan Rp8 jutaan," jelas Yayat.
Rusunami itu diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan antara Rp4 juta hingga Rp7 juta per bulan.
"UMR DKI Jakarta di bawah Rp4 juta per bulan. Artinya, masyarakat bawah belum bisa membeli rumah (rusunami)," tambahnya.
Lebih lanjut dia menyarankan pemerintah agar mendorong masyarakat mempunyai tempat tinggal layak dengan memperbanyak rumah susun sederhana sewa (rusunawa) guna mengakomodir jumlah penduduk yang terus bertambah di Jakarta.
"Selain mengembangkan rumah DP nol rupiah, pemerintah seharusnya memperbanyak pembangunan rumah susun sewa. Warga yang butuh rumah banyak, tidak harus milik yang penting mereka punya tempat tinggal dan produktif, sewa enggak apa apa," ucap Yayat.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019