"Kenyataannya memang demikian, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di berbagai negara, bahkan sudah menjadi trending topik di media sosial. Banyak wanita yang ingin mengubah wajah hanya karena ingin eksis," kata Lanny di Jakarta, Kamis.
Bahkan tidak jarak beberapa wanita termasuk di Korea Selatan yang menempuh cara ekstrim untuk mengubah penampilan wajah dengan jalan operasi bahkan tidak jarang ada yang rela menggunakan implan rahang, papar Lanny.
Lanny mengatakan memang untuk mengubah wajah bagi wanita merupakan hal penting agar bisa tampil sempurna sehingga pada akhirnya menjadi lebih percaya diri dalam bersosialisasi.
"Namun untuk mengubah penampilan tidak perlu dengan cara-cara yang ekstrim karena sebenarnya masing-masing sudah dikaruniai wajah yang berlainan. Jangan sampai ingin tampil beda tetapi jati diri kita juga hilang," kata dokter pemilik klinik kecantikan Miracle ini.
Menurut Lanny di era industri 4.0 penampilan wajah juga sudah menggunakan teknologi digital agar perubahan seperti yang diinginkan bahkan saat ini dikenal dengan istilah arsitektur wajah.
Perubahan penampilan menurut Lanny sudah dikenal sejak tahun 1800 di era Ratu Victoria namun sifatnya lebih ke dua dimensi karena mengandalkan riasan, namun dalam era digital ini masyarakat mulai menggunakan teknologi kedokteran untuk mengubah wajah.
Lanny mengatakan banyak cara untuk mengubah wajah melalui metode minimal invansif yang lebih aman diantaranya dengan memanfaatkan teknologi benang, ultrasound, bahkan laser
Menurut Lanny mengubah wajah saat ini bahkan sudah merambah ke dunia kerja, beberapa psikolog bisa melihat seseorang lebih tepat menduduki jabatan tertentu hanya dengan melihat wajah.
"Misalnya dengan melihat bentuk alis sudah bisa dinilai tingkat kejujuran seseorang," ujar dia.
Lanny melihat untuk wanita di Jakarta dan kota besar lainnya pada saat ini tren mengubah bentuk wajah lebih disebabkan untuk memperluas aktivitas sosial dan pergaulan.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019