Kepala Balai TNKT Sulteng, Bustang yang dihubungi dari Palu, Kamis, mengatakan transplantasi karang sudah menjadi kewajiban guna kepentingan perbaikan ekosistem laut serta menjaga kelestarian isinya.
Sebagai kawasan maritim, Kepulauan Togean memiliki ratusan jenis binatang laut yang dilindungi, sehingga dianggap penting menjaga kelestarian melalui penanaman kembali bibit karang untuk rumah ikan.
"Kurun waktu 2019, kami akan melaksanakan kegiatan transplantasi karang di 12 titik mencakup hampir seluruh wilayah laut yang menjadi kewenangan TNKT," ungkap Bustang.
Secara geografis, wilayah kepulauan di bagian utara Tojo Una-Una itu terletak di tengah-tengah Teluk Tomini dengan luas kawasan konservasi yang menjadi tanggung jawab BTNKT sekitar 25.000 hektare untuk bagian darat, sedangkan kawasan konservasi laut sekitar 340.000 hektare.
Selain itu, pada 2018 PT Pertamina (Persero) MOR VII Sulawesi menggandeng BTNKT melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) melakukan transplantasi sebanyak 5.600 bibit terumbu karang di sejumlah wilayah konservasi untuk pelestarian laut.
"Kami membuka diri, siapa saja yang ingin berpartisipasi untuk kepentingan pelestarian lingkungan silahkan, karena manfaatnya untuk kelangsungan makhluk hidup, " katanya menambahkan.
Hasil transplantasi Pertamina dan TNKT satu tahun terakhir, paparnya, sudah menunjukkan progres yang baik, perkembangan sekitar 90 hingga 95 persen dengan pertumbuhan karang bervariasi antara lima hingga 15 persen.
Dia menguraikan Kepulauan Togean memiliki kawasan terumbu karang seluas 13.909 hektare, namun lebih dari 50 persen atau 8.345 hektare berstatus rusak, sementara 5.564 hektare sisanya berstatus sehat.
"Ke depan kegiatan transplantasi akan kami laksanakan setiap tahun, agar terumbu karang bisa kembali bagus," ujar Bustang.
Mengingat Kepulauan Togean telah ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO, maka BTNKT terus berupaya memperbaiki kelangsungan ekosistem alam salah satunya melalui kegiatan transplantasi.
Menurutnya, sebagai cagar biosfer membawa keuntungan bagi pengembangan pembangunan berkelanjutan daerah serta kelestarian lingkungan.
Prioritas pengelolaan cagar biosfer meliputi perlindungan dan pemanfaatan, pengamanan kawasan taman nasional serta pelestarian flora dan fauna.
"Kepulauan Togean selain dijadikan tempat penelitian dan pendidikan juga sebagai destinasi wisata unggulan Sulteng yang sebagian masuk dalam kawasan lindung, " tutur Bustang.
Baca juga: Gubernur usulkan TN Togean jadi cagar biosfer dunia
Baca juga: Pencurian di kawasan konservasi Togean masih berlangsung
Baca juga: Wisata Kepulauan Togean sepi saat libur Lebaran
Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019