"Infrastruktur pendukung seperti penginapan dan hotel merupakan salah satu syarat utama kemajuan industri pariwisata. Kita minta PLN bisa menyediakan pasokan listrik untuk industri wisata ini," katanya saat menghadiri "Prime Customer Gathering PLN wilayah Sumbar" di Padang, Kamis.
Menurutnya pariwisata Sumbar tidak akan bisa berkembang pesat hanya dengan mengandalkan keindahan alam semata. Butuh infrastruktur pendukung seperti akses transportasi hingga hotel.
Baca juga: Dukung program Jokowi kembangkan pariwisata Sulut, PLN siap investasi
Saat ini Sumbar hanya punya sekitar 300 hotel jauh di bawah Mataram Nusa Tenggara Barat yang jumlah hotelnya mencapai seribu unit sehingga bisa menampung ribuan wisatawan dalam satu waktu.
"Kalau kita mau jadi daerah Industri pariwisata seperti Mataram, setidaknya butuh 700 hotel lagi," kata Nasrul Abit.
Apalagi saat ini pariwisata berbasis "Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition" (MICE) atau Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran di Sumbar berkembang cukup baik.
Kegiatan terbesar tahun ini diantaranya Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK tingkat Nasional yang digelar di Padang. Ribuan orang dari seluruh pelosok Indonesia datang ke Sumbar, selain untuk acara juga melihat keindahan alam daerah.
Sementara itu General Manager (GM) PLN Unit Induk Wilayah Sumbar Bambang Dwiyanto memastikan kalau ketersediaan pasokan listrik di Ranah Minang aman. Bahkan saat ini masih ada cadangan energi sebesar 86,5 megawatt.
Ia mengatakan pasokan listrik di Sumbar saat ini ditunjang dari pembangkit yang ada di pulau Sumatera melalui sistem interkoneksi. Pembangkit memiliki kapasitas 677.7 megawatt, sedangkan beban puncak mencapai 591.2 megawatt.
Acara itu juga dihadiri Ketua Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) dan pelaku industri di Sumbar.
Baca juga: Kenaikan TDL Tak Pengaruhi Kunjungan Wisman
Baca juga: Krisis Listrik Hambat Kemajuan Wisata
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
