Pemerintah menyulap lokalisasi Gang Boker menjadi gelanggang olahraga pada tahun 2003. Namun, bisnis prostitusi di lokasi tersebut seolah menemukan cara untuk tetap hidup dengan berpindah ke rumah-rumah kontrakan yang ada di sekitarnya.
"Nggak mempan meski dijadikan GOR, karena pelanggannya tetap mencari hiburan. Jadinya, sekarang PSK-nya standby di rumah kontrakan yang ada di sekitar sini juga," kata seorang warga Kelurahan Susukan bernama Makruf.
Baca juga: Deklarasi penutupan lokalisasi KD disiapkan Pemkot Kupang-NTT
Menurut Makruf, lokalisasi memang sempat vakum selama beberapa bulan setelah berdirinya GOR Ciracas. Namun kegiatan bisnis esek-esek di kawasan tersebut kembali bergeliat secara terang-terangan.
Lagipula, lanjutnya, masyarakat sekitar selama ini seolah tidak merasa terganggu dengan kehadiran para penjaja cinta di Gang Boker.
Baca juga: Di eks-lokalisasi Dolly-Surabaya bakal dibangun wisata kebun anggrek
"Udah dari lama begini, ya begini aja terbiasa. Maklum, mungkin banyak warga di sini yang hidupnya memang tergantung dari kegiatan semacam itu," tambah Makruf.
Meski demikian, kata Makruf, ada juga anggota lapisan masyarakat yang gerah dengan keberadaan rumah-rumah kontrakan penjaja seks.
"Ya wajarlah namanya juga hidup bermasyarakat pasti ada pro-kontra. Kalau mau bicara baik buruk ya memang seharusnya tempat semacam itu tidak ada. Tapi kenyataannya begini mau dibilang apa," jelasnya.
Pewarta: Adnan Nanda
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019