Dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Jumat, disebutkan para pemenang itu ditetapkan pada Kamis. Para pemenang ditetapkan melalui berbagai jenis penilaian, mulai dari gagasan dalam bentuk karya tulis, poster dan presentasi, hingga aktivitas sosial dan kepribadian para peserta. Masing-masing jenjang lomba telah dinilai oleh sejumlah 12 juri.
Mahasiswa berprestasi peringkat pertama untuk jenjang sarjana ialah Sthitaprajna Virananda, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (UI). Ia menyampaikan gagasan terkait “Despro: Strategi Pengembangan Klaster Industri Desa Berbasis Pelasaran E-Commerce di Indonesia".
Ia memandang bahwa perdesaan di Indonesia tertinggal dari segi kemiskinan, ketenagakerjaan, dan industri. Dalam penelitian dengan metode studi pustaka, ia melalukan sintesis untuk menghasilkan gagasan solutif pembangunan perdesaan berbasis e-commerce, yaitu program Despro, yakni program pengembangan desa-desa dengan klaster industri berbasis potensi lokal yang berjualan melalui e-commerce, difasilitasi oleh Agen Daspro. Ia mencontohkan Tiongkok yang memiliki lebih dari 3.000 desa yang menjadi sejahtera warganya dengan aktif berjualan di situs Taobao.com.
Ia mengikuti mahasiswa berperstasi karena percaya bahwa penilaiannya yang komperhensif, mulai dari gagasan tertulis, presentasi, bahasa inggris, karakter individu, hingga kebermanfaatan sosial. Jana pun berhasil meraih prestasi di berbagai perlombaan ekonomi dan debat bahasa inggris hingga jenjang internasional.
Tak hanya menginspirasi melalui gagasan dan prestasinya, Jana mampu memberdayakan lingkungan sekitarnya. Ia merupakan presiden dari Juli-Desember Student Catalyst chapter Jabodetabek yang menjadi wadah 56 mahasiswa dari tujuh kampus untuk berdiskusi dan mengembangkan diri. Melalui komunitas itu ia berhasil membantu anggotanya untuk lomba di Spanyol, hingga menjadi periset untuk Otoritas Jasa Keuangan.
Selain itu, ia percaya bahwa gagasan kajian ekonomi perlu disampaikan kepada masyarakat untuk memunculkan diskursus kritis terkait kondisi ekonomi terkini. Karenanya sebagai Kepala Divisi Kajian Ekonomi Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi UI, ia seringkali menyampaikan gagasan melalui media sosial, baik lisan maupun tulisan.
“Dalam hidup kita hanya memiliki hak untuk melaksanakan kewajiban kita, tetapi kita tidak memiliki hak atas hasil dari perbuatan kita. Oleh karena itu, lakukanlah segala sesuatu dengan penuh ikhlas, dan bermanfaat bagi sesama,” katanya.
Posisi kedua mahasiswa berprestasi nasional jenjang sarjana diarih oleh Mahtuf Ikhsan dari Institut Pertanian Bogor, serta Muhammad Afif Purwandi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang menempati posisi ketiga. Adapun mahasiswa berprestasi yang paling menginspirasi (the most inspiring) diraih oleh Laksamana Fadian Zuhan Ramadha, mahasiswa dari Universitas Negeri Malang.
Sementara itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Sekolah Vokasi, Institut Pertanian Bogor, Safhira Alfarisi yang merupakan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor meraih peringkat pertama untuk mahasiswa berprestasi nasional jenjang diploma.
Safhira terdorong untuk berprestasi mulai dari semester pertama karena melihat kondisi keluarga yang sederhana, ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan. Ia gigih berjuang dan melihat pendidikan tinggi bukan sebuah keistimewaan, siappaun berhak mendapatkannya. Sehingga ia berkontribusi untuk membantu anak-anak yang memiliki latar belakang ekonomi tidak mampu.
Memasuki semester 2 dan 3, ia menginisiasi program International Youth Summit bernama X-change Hamada. Melalui komunitasnya itu, ia berhasil memberangkatkan 100 mahasiswa internasional ke Malaysia, Singapura, Sidney, dan Hong Kong.
Karena keberhasilannya, Safhira pada semester empat membangun yayasan beasiswa bernama Beasiswa 10.000. Yayasan ini hadir untuk memberikan wadah seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Beberapa program yayasan tersebut di antaranya, pengabdian masyarakat, lomba esai, international youth summit, bimbel gratis, sekolah bakat gratis, dan aktivitas sosial lainnya.
Aktivitas dalam Yayasan Beasiswa 10.000 itu pula yang dijadikan Safhira sebagai karya tulis untuk Pilmapres 2019 berjudul Beasiswa 10.000: Wujud Kontribusi Milenial Indonesia dalam Bidang Pendidikan untuk SDGs ke-4 (quality education).
Sebagai orang yang bermanfaat dan memberikan banyak inspirasi, ia seringkali diundang berbagai media massa untuk diwawancara, juga mengisi seminar dari nasional hingga internasional. Tak ayal, ia pun diganjar sebagai mahasiswa berprestasi paling menginspirasi tingkat nasional untuk jenjang diploma oleh dewan juri.
Pemenang kedua untuk mahasiswa berprestasi nasional 2019 untuk jenjang diploma diraih oleh Hardefa Rizky Putu Rogonondo dari Politeknik Elektronik Negeri Surabaya, dan Vita Lutfiah, mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil menempati posisi ketiga.
Direktur Kemahasiswaan, Ditjen Belmawa, Didin Wahidin menyampaikan harapannya bahwa para mahasiswa berprestasi mampu berkontribusi untuk kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019