Permintaan itu merupakan tanda terbaru soal betapa hubungan di antara kedua negara Amerika Selatan itu sedang memburuk.
Maduro telah beberapa kali menyebut Presiden Kolombia Ivan Duque sebagai kacung Amerika Serikat dan menuduh Duque bersekongkol untuk menggulingkannya.
Duque mengatakan Maduro memberi tempat berlindung bagi kelompok pemberontak aliran kiri Kolombia serta menuding Maduro membantu pasokan senjata bagi para pemimpin Tentara Pembebasan Nasional (ELN).
"Kepada angkatan bersenjata Kolombia, mari kita bersatu dalam kekuatan militer dengan semangat untuk menyatukan rakyat kita dalam kedamaian, untuk menolak pangkalan militer asing di Kolombia, untuk menolak rencana agresi terhadap Venezuela," kata Maduro dalam siaran televisi.
"Kepada angkatan bersenjata Kolombia, yang mendapat perintah harian untuk bersekongkol terhadap kedamaian Venezuela: Jangan ikuti perintah untuk mengganggu kedamaian Venezuela," kata Maduro, menambahkan.
Maduro, yang beraliran sosialis, memutuskan hubungan dengan Pemerintah Kolombia pada Februari setelah upaya dukungan Amerika Serikat, untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Venezuela dari perbatasan Kolombia, gagal.
Bantuan tersebut merupakan permintaan dari pemimpin oposisi Juan Guaido, yang pada Januari meminta undang-undang dasar menetapkannya sebagai presiden dengan alasan bahwa Maduro terpilih sebagai presiden pada 2018 secara tidak sah.
Guaido telah dianggap sebagai pemimpin sah Venezuela oleh sebagian besar negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Kolombia.
Pada tahun-tahun belakangan, Venezuela dan Kolombia saling menuduh pasukan mereka menerobos perbatasan.
Kolombia saat ini menampung lebih dari satu juta migran Venezuela, yang pergi meninggalkan negara mereka karena krisis kemanusiaan, menurut data Perserikatan Bangsa-bangsa.
Sumber: Reuters
Baca juga: Maduro sahkan Padrino sebagai Menteri Pertahanan Venezuela
Baca juga: Kolombia beri izin kerja sementara bagi warga Venezuela tanpa dokumen
Baca juga: AS rencana alihkan Rp558 miliar untuk bantu oposisi Venezuela
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019