Acara budaya akbar yang membawa nuansa kampung halaman di Taman Raja di Swedia itu digelar dua hari berturut-turut, yakni 26-27 Juli 2019, menurut keterangan KBRI Stockholm yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Festival Kampung Indonesia tersebut merupakan yang ketiga kalinya digelar setelah sukses menuai sambutan meriah warga Swedia pada 2017 dan 2018, serta yang pertama kalinya diadakan secara independen. Sebelumnya, Kampung Indonesia diadakan bersamaan dengan Festival Musik Putte i Parken.
Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019" kali ini menawarkan keunikan tersendiri dibandingkan penyelenggaraan festival negara-negara lainnya. Tak hanya mempromosikan pariwisata Indonesia, KBRI Stockholm menghadirkan nuansa kampung halaman dan keramahan khas Nusantara kepada masyarakat Swedia.
Festival tersebut antara lain menampilkan pertunjukan musik tradisional angklung asal Jawa Barat dan keanggunan musik gamelan Jawa. Puluhan tenant kerajinan tangan, kain, desainer, dan seniman Indonesia pun turut memeriahkan festival di taman Kungsträdgården.
Dubes RI untuk Swedia Bagas Hapsoro mengatakan Kampung Indonesia menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia kepada masyarakat Swedia. Adapun turis asal Swedia yang berkunjung ke Indonesia pada 2017 sebanyak 51.417 orang atau meningkat 11,94 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 45.934 orang.
"Kami berharap tahun ini meningkat menjadi 53 ribu pelancong," ujar Dubes Bagas.
Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan kebanggan atas kesempatan yang diberikan bagi budaya dan masyarakat Jawa Barat dalam Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019".
Membawa 200 orang delegasi seniman budaya, angklung, desainer, UMKM, dan produk-produk makanan khas negara tropis, Ridwan optimis hubungan antara Swedia dan Indonesia, terutama provinsi Jawa Barat, akan semakin erat.
"Angka pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto) Indonesia sebesar lima persen. Dalam 20 tahun kami yakin menjadi negara ke-4 dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia," ujar Ridwan.
Ridwan Kamil menambahkan, Indonesia dan pemerintah provinsi Jawa Barat sekarang ini lebih banyak berkolaborasi membangun inovasi dan keberlanjutan di masa depan. Hal itu dapat terlihat dari realisasi peletakan batu pertama pabrik IKEA dan Hotel IKEA di Bandung. "Insya Allah akan ada lebih banyak produk Swedia di Bandung," tuturnya.
Selain Jawa Barat, KBRI Stockholm menghadirkan budaya dari belahan Indonesia lainnya. Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, menyuguhkan tarian Merak dan Kuda Kepang yang melambangkan keindahan budaya Jawa.
Ada pula Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat yang mempersembahkan tari-tarian khas Dayak Iban, seperti tari Tempajang yang melambangkan syukur masyarakat Dayak dalam menyambut musim panen dan tari Ngajat yang menjadi bagian ritual penyambutan tamu agung.
Tak ketinggalan penampilan kelompok gamelan "Gongbron dan Teman-Teman" yang terdiri dari seniman Swedia Urban Wahlstedt, diaspora Indonesia, warga Swedia, dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Swedia.
Urban Wahlstedt merupakan warga negara Swedia yang mencintai budaya Indonesia dan mempelajari gamelan dan wayang sejak 1992. Bersama sebagian besar mahasiswa yang sejatinya bukan pemain karawitan berpengalaman, Urban dan kawan-kawan memainkan Kebo Giro, lagu Prahu Layar, dan Aja Lamis.
Penyelenggaraan Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019" di musim panas kali ini sekaligus menggambarkan tren positif hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia.
Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia" tahun lalu menarik perhatian lebih dari 25.000 pengunjung dari Swedia dan turis-turis internasional.
Pada 2018, selain penampilan angklung, terdapat demonstrasi memasak oleh Chef William Wongso, pameran foto tempat-tempat wisata di Indonesia, dan berbagai atraksi kesenian tradisional lainnya.
Baca juga: Ragam Budaya Indonesia Tampil di Festival Kultur Uppsala Swedia
Baca juga: Jawa Barat tampil di Festival Wonderful Indonesia di Swedia
Baca juga: "Aja Lamis" membuka festival piano klasik Swedia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019