Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis di Kota Mekkah, Sabtu, mengatakan pihaknya telah membahas usulan tersebut dengan Muassasah Asia Tenggara.
Baca juga: 82 persen jemaah haji Indonesia sudah di Mekah
Baca juga: Lebih dari 85.000 jemaah telah di Mekkah
"Kemarin kami, dipimpin Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, telah bertemu dengan pihak Muassasah Asia Tenggara untuk membahas persiapan Armuzna (Arafah Muzdalifah dan Mina). Dan mereka menyetujui konsep penomoran tenda yang akan kita lakukan," kata Sri Ilham.
Ia menuturkan, inisiasi penomoran ini dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi jamaah agar lebih mudah mengenali tempat tinggalnya selama masa puncak haji (masyair).
Di samping itu, ini juga diharapkan dapat memudahkan petugas untuk memberikan pelayanan selama masyair.
Rapat yang dilakukan di lantai 18 Kantor Muassasah ini, kata Sri, dihadiri Ketua PPIH Arab Saudi, Pengendali Teknis, Kadaker, serta para Kabid PPIH.
Baca juga: 173 hotel di Mekkah dipastikan siap sambut kedatangan jamaah Indonesia
Ia menambahkan, untuk keperluan penomoran, PPIH akan melakukan pemetaan posisi tenda.
"Dari denah tenda Armina yang diberikan Muassasah kami memetakan untuk penempatan kloter-kloter sesuai dengan kapasitas tenda. Kami yang memberikan nomor-nomor tenda ke Muassasah termasuk stiker nomornya," tutur Sri Ilham.
Selama ini penempatan jamaah di Armina diserahkan kepada ketua maktab dan kloter sehingga tidak ada standar baku.
Sri Ilham juga menyampaikan dengan adanya penomoran tenda sesuai dengan kapasitas kloter, maka dapat diprediksi luasan ruang yang diberikan bagi tiap jamaah baik di Arafah maupun di Mina.
"Pihak muassasah juga meminta jamaah haji Indonesia tetap memakai gelang untuk identitas," katanya.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Dapat Pondokan Permanen di Mekkah
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019